SEKOLAH yang dibiayai negara, itu namanya Ikatan Dinas (ID). Tapi kalau ID model Paklik Marsudi, 40 (bukan nama sebarnya), dari Bojonegoro (Jatim) lain lagi. Dia sanggup membiayai sekolah ponakan, asal Yayuk, 19 (bukan nama sebarnya), mau dibuat “penak-penakan”. Prakteknya, sekolah gagal, malah kini dikawinkan dadakan dengan pemuda lain karena keburu hamil.
Menjadi siswa Ikatan Dinas memang enak. Sekolah dibiayai negara,
setelah lulus langsung ditempatkan. Jadi tidak perlu pusing-pusing lagi
seperti yang lain. Sudah lulus sarjana S1, mondar-mandir cari kartu
kuning dan ngurus kelakuan baik, ngelamar ke sana kemari tak ada yang
diterima. Walhasil, di samping titel akademik di belakang namanya, di
depan ditambah lagi “titel” DRS alias: di rumah saja.
Yayuk gadis dari Desa Bumiayu Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro,
tak mau bernasib seperti itu. Kuncinya, sekolah yang pintar, bukan
sekedar ijasah-ijasahan. Lalu banyak membuat jaringan dan hubungan
dengan teman. Namun, untuk sekolah dan menjadi pintar kan harus pakai
biaya? Duitnya dari mana, karena orangtuanya yang hanya petani miskin,
tak mungkin membiayai dirinya hingga perguruan tinggi.
Lalu hadirlah Marsudi, paman Yayuk dari ibu. Dia melihat bahwa sang
ponakan sedang gundah gulana karena tak bisa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Dengan status ekonomi yang lebih lumayan, dia ingin
membantu kesulitan anak daripada kakaknya itu. “Wis Yuk, gak usah
dipikirna. Engko aku sing ngragadi (sudahlah, tak usah dipikirkan, biar
aku yang membiayai),” kata Marsudi yang tentu saja bikin hati Yayuk
berbunga-bunga.
Tapi di dunia ini tak ada yang gratis kecuali kentut dan menguap.
Meski Marsudi adalah paman sendiri, dia tega sekali minta fee tertentu
untuk jasa itu. Berupa apa? Harus kerja di rumah paman, atau apa? Bukan
disuruh kerja, tapi mau “dikerjain” sebagai layaknya suami istri. Tentu
saja Yayuk terperanjat. Tapi karena dia ingin bisa kuliah di perguruan
tinggi sebagaimana teman-teman, “ikatan dinas” model Paklik Marsudi itu
diterima juga.
Kenapa sih, Marsudi kok tega ngremus (makan) ponakan sendiri? Ya
karena Yayuk memang cantik, putih, bodi seksi. Pokoknya mengingatkan
pada Yayuk Camalin putri Solo yang jadi model iklan Jamu Jago tahun
1970-an. Dan namanya laki-laki yang jadi budak setan, urusan perempuan
cantik selalu mengalahkan segalanya, termasuk logika dan etika. “Justru
ponakan itu Bleh, layak buat “penak-penakan,” kata setan mengompori
Marsudi.
Begitulah, Yayuk benar-benar kuliah di perguruan tinggi swasta. Tapi
di sela kuliah, dia harus melayani aspirasi urusan bawah sang paman.
Jadi, di kala studinya baru di semester satu, dia selalu “dismash” paman
di ranjang. Lantaran smash-smash Marsudi itu selalu tajam menukik,
tahu-tahu hamil. Tentu saja paman celamitan ini jadi kelabakan, karena
tak mungkin dia menikahi ponakan sendiri.
Untung Marsudi segera menemukan solusinya. Buru-buru Yayuk
dinikahkan, lelaki pengantin figurannya adalah Hardi, 25, pemuda
setempat. Anak muda itu baru sadar hanya dijadikan “generasi penerus”
saat hendak mbelah duren di malam pertama. Sewaktu durian montong itu
dibelah, lho kok perut Yayuk sudah membesar? Ngakulah Yayuk bahwa itu
semua sebagai hasil “ikatan dinas” bersama paman Marsudi. Tentu saja
Hardi tak terima, sehingga kasus ini dilaporkan ke Polsek Baureno.
Kalau kambing, beli dapat yang hamil malah untung. (HS/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
============================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE