Ada banyak lelaki, ketika tidak selingkuh tapi dituduh selingkuh,
malah pilih selingkuh sekalian. Namun Mohan, 37 (bukan nama sebenarnya),
dari Sampit, bukan begitu. Stresss dituduh yang bukan-bukan, memilih
mati gantung diri saja. Untung, sebelum nyawa lepas dari badan ketahuan
orang.
Tiap individu memang selalu berbeda dalam menyikapi persoalan.
Politisi, dituduh korupsi memilih kabur keluar negri. Pejabat dituduh
makan duit proyek, gantian cari orang lain untuk dijadikan kambing
hitam. Lha kalau suami dituduh main perempuan, biasanya sang istri
gantian ditempeleng sampai babak belur.
Itulah cara kaum lelaki menunjukkan kekuasaannya di rumah. Tapi untuk
Mohan yang sangat sensitip perasaannya, ketika dituduh selingkuh oleh
istrinya, dia merasakan bahwa sebagai lelaki sudah tak dipercaya lagi
oleh pendamping hidupnya. Selingkuh atau mengkhianati perkawinan, adalah
sesuatu yang pernah terpikirkan. Tapi kenapa istrinya tega menuduh
demikian? Maka sikapnya kemudian, daripada hidup berputih mata lebih
baik mati berkalang tanah.
Keluarga Mohan – Ratna dibangun sejak 10 tahun lalu. Sedari dulu
mereka nampak rukun dan damai. Tapi tiba-tiba ada fitnah bahwa saat
Mohan pergi ke Sampit sempat menginap di hotel bersama wanita, cari yang
sempit-sempit. Celakanya, meski Ratna tak melihat sendiri, dia yakin
sekali dengan info itu. Akibatnya, sejak saat itu dia kehilangan
kepercayaan pada suami. Dalam berbagai kesempatan dia selalu mengungkit
dirinya sebagai lelaki tukang selingkuh.
Andaikan “burung” lelaki ada spedometernya, mungkin Mohan bisa
menangkis tuduhan istri lewat angka-angka yang ada di spedometer
tersebut. Tadi berangkat tercata sekian kilometer, sewaktu pulang sekian
kilometer. Jika ada kelebihan angka yang mencurigakan, patutlah
dicurigai. Sebab kelebihan angka tersebut adalah aksi mesum yang
dilakukan Mohan.
Hal itu kan tak mungkin ada, dan karena itu pula Mohan selalu
kehabisan kata-kata untuk menangkis tuduhan istri. Daripada ribut
berkepanjangam dia memilih mengalah. Tapi hatinya sangat sakit, wong
punya WIL juga tidak kok dituduh yang enggak-enggak. “Aku tetap setia
pada koalisi kita, dan tak pernah nyoblos ke mana-mana, yakin itu,”
hanya itu kata-kata yang bisa keluar dari mulut lelaki warga warga
Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur
(Kotim) ini.
Agaknya Ratna (bukan nama sebenarnya) terus meyakini segala
tuduhannya, dengan prinsip bahwa takkan ada maling yang mau mengaku.
Sejak itu dia selalu meledek suaminya sebagai tukang selingkuh terus.
Lihat cewek depan rumah, enak saja dia nyindir suami: “Tuh, perempuan
itu enak diselingkuhi dan perlu,” kata Ratna. Lain waktu, ketika
menawari makan suami, kata-kata menyakitkan kembali terlontar: “He
tukang selingkuh, lapar belum?”
Yah, tiap hari disindir-sendir sebagai tukang selingkuh, Mohan jadi
frustasi, merasa hidup ini tak ada artinya. Dan klimaknya terjadi
beberapa malam lalu. Saat Ratna mau menawari makan suami yang tiduran di
kamar, dia melihat tubuh tergantung Mohan di pojok kamar. Ratna pun
menjerit, sehingga warga berdatangan. Untung Mohan masih bisa
diselamatkan. Dalam kondisi pingsan dia dilarikan ke RS Dr Muryani, dan
kini masih menjalani perawatan.
Untung selamat, hampir saja Ratna jadi janda. (JPNN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
============================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE