Rupanya oknum guru madrasah dari Bima (NTB) ini benar-benar bertenaga Bima. Siang hari di sela kesibukan mengajar, masih sempat “unjuk tenaga” di losmen bersama Indah, 28 (bukan nama sebenarnya), seorang WIL-nya. Tapi sial, di kala Ridwan, 40 (bukan nama sebenarnya), sedang ketanggungan, eh digerebek polisi. Kaburlah dia dari atap losmen, wush……
Ini memang bukan kisah perwayangan. Tapi tahu kan betapa perkasanya
Sang Bima Pendawa Lima? Tubuhnya yang tinggi besar, gagah perkasa,
banyak ditakuti orang. Belum lagi dengan kuku Pancanaka-nya yang runcing
dan panjang itu, bila dibuat nyodet perut orang pasti langsung terburai
itu ususnya. Perhatikan pula cara sang Bima berjalan, sekali langkah 10
meter terlewati. Maka kalau lomba lari cepat tingkat RW di HUT RI,
Sang Bima menang melulu.
Nah, Ridwan yang guru Bahasa Arab di sebuah MTs di Kota Bima,
tenaganya memang seperti Bima. Dengan “pancanaka”-nya dia biasa menusuk
kekasihnya, Indah. Tapi yang jadi korban “kuku” sang Bima malah merasa
bahagia dan ketagihan. Kapan saja dia siap “diodet-odet” (disodet).
Gara-gara Ridwan, Indah jadi lupa akan jilbab yang selalu dikenakannya.
Begitu pula Ridwan, gara-gara Indah dia jadi lupa akan statusnya yang
guru di madrasah. “Indah memang bintun jamilun (gadis cantik),” begitu
kata Ridwan, lha wong guru Bahasa Arab.
Umur Ridwan yang pas kepala empat, memang masa-masa puber kedua bagi
seorang lelaki. Dengan demikian gairahnya selalu melimpah. Tak puas
dengan kehidupan “sunah rosul” dengan istri di rumah, mencoba yang
haram-haram di luaran. Dan itulah yang terjadi beberapa hari lalu, siang
hari oknum guru ini mengajak WIL-nya berkencan ria di losmen Putra Sari
di tengah kota. Dan cilakak tiga belas, di kala keduanya di tengah
“surga” lapis sembilan, tahu-tahu pintu digedor polisi.
Malu kan, guru madrasah kok digerebek mesum di losmen? Maka Ridwan
sang Bima tak mempedulikan gedoran pintu, justru dia mencoba naik ke
atap losmen dan loncat, hip…….! Tapi sial, polisi segera menubruknya,
dan gagalah Ridwan sebagai pelarian penjahat kelamin. Namun demikian,
dia tak juga mengakui segala perbuatannya. Saat ditanya polisi di TKP,
jawabnya khas guru Bahasa Arab: “Kami la ngafa-ngafa (nggak ngapa-ngapa)
kok…..”
Akan tetapi Ridwan bersikeras tak mau dibawa ke Polsek. Dia
bersikeras bahwa tak berbuat hil-hil yang mustahal. Katanya, di kamar
dia hanya duduk-duduk saja dengan Indah. Mereka sengaja masuk losmen
semata-mata untuk menyelamatkan diri dari kejaran seorang lelaki yang
bermasalah dengannya. Maka Ridwan pun menduga, semua ini hanya jebakan
polisi yang bekerjasama dengan seterunya.
Meski dipaksa, Ridwan tak mau juga dibawa ke Polsek, begitu pula
Indah. Saking terlalu keras menarik tangan sang WIL, wanita “bintun
jamilun” itupun terjatuh. Nah, di kala polisi menolong Indah, buru-buru
oknum guru madrasah Mts Podolo ini melarikan diri. Walhasil polisi hanya
bisa menggelandang Indah untuk diperiksa di kantor polisi.
Andaikata polisi nekad menembaknya, jadi apa Ridwan?
(G/Gunarso Ts)
(G/Gunarso Ts)
Source : POSKOTAnews.com
============================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE