SEBAGAI pengusaha sepatu, Halim, 36 (bukan nama sebenarnya), tak hanya tahu ukuran sepatu orang. Bahkan, dari bentuk kaki dan cara berjalan seseorang, dia bisa pula memprediksi kelakuan pemiliknya. Nah, ketika melihat Ny. Hartatik, 32 (bukan nama sebenarnya), tetangga sendiri suka berjalan jinjit, langsung saja diselingkuhi dengan gegap gempita.
Perempuan suka sepatu jinjit, karena itu konon bisa ikut membentuk
kaki menjadi lebih bagus, mbunting padi misalnya. Tapi bagi “psikolog”
amatiran Halim, yang sehari-harinya sebagai pengusaha sepatu, wanita
yang suka berjalan jinjit justru bisa bermakna lain. Katanya, perempuan
suka berjalan jinjit, itu menandakan bahwa dia berjiwa penuh
kehatia-hatian. Kehati-hatian yang bagaimana? Ya karena takut ulahnya:
Oo, oo…… ketahuan ………..
Ny. Hartatik warga Desa Jampirogo Kecamatan Sooka Kabupaten
Mojokerto, belakangan suka berjalan jinjit. Keluar dari rumahnya
malam-malam, lalu berjalan jinjit sambil mengendap-endap, langsung masuk
ke rumah tetangga tak jauh dari rumahnya. Satu jam kemudian, dia keluar
dari rumah itu sambil berjalan jinjit pula. Tapi dari wajahnya nampak
ada rasa puas dan kebahagiaan, karena habis entuk-entukan!
Halim juragan sepatu dari Desa Jampirogo, tahu persis segala gerakan
wanita itu. Soalnya, Ny. Hartatik tersebut berjingkat-jingkat seperti
itu justru dalam rangka masuk ke dalam rumah Halim sendiri. Ketika
wanita itu sudah berada di dalam, pintu segera dikunci kuat-kuat, dan
keduanya pun segera pesta dalam asmara pria – wanita. Satu jam
kemudian, ketika Hartatik sudah memperoleh segalanya, dia pulang ke
rumah sambil menerima pemberian uang dari Halim. Langkahnya tak berubah,
jinjit dan berjingkat, karena takut ketahuan suami.
Ya, Hartatik memang punya suami, Wagiman, 40 (bukan nama sebenarnya).
Kebetulan suaminya tersebut anak buah atau karyawan Halim dalam
berbisnis sepatu. Tapi karena penghasilan tak memadai, Hartatik suka
menerima bantuan ekonomi dari Halim yang bos suaminya. Namun sebagai
pebisnis, mana mau pengusaha ini jadi Departemen Sosial. Jadi, kalau ada
bantuan materil, juga harus dibalas dengan onderdil!
Istri Wagiman ini memang lumayan cantik, putih dan berbetis mbunting
padi pula. Sebetulnya sudah lama Halim naksir wanita itu, tapi sayang
milik anak buah sendiri. Masak, bos kok nglungsur (menggantikan) bekas
anah buah? Apa kata orang nanti? Maka walaupun nafsu, ya nggak boleh
kesusu. Prinsipnya, jikalau memang milik, pasti ada jalan keluarnya.
“Kalau ukurannya pas, pasti masuk kakiku juga,” kata Halim berdasarkan
kacamata profesi.
Memangnya Halim belum punya istri, sehingga jadi lelaki subita (suka
bini tetangga)? Ada memang, tapi dulu. Gara-gara suami suka main
perempuan, sang nyonya memang langsung minta cerai. Nah, dalam
kapastitas sebagai duda itu pula, kini Halim berusaha menelateni istri
tetangga sendiri.
Hartatik yang selalu kesulitan ekonomi, secara berkala suka ngutang
duit pada juragan sepatu itu. Halim senang-senang saja membantu, karena
memang ada tujuan politik tertentu. Sekian kali dibantu dan tak pernah
mau dikembalikan, sungguh Hartatik lama-lama merasa berutang budi. Maka
ketika kemudian Halim minta dilayani bak suami istri, dia tak bisa
berkutik. Akhirnya, Hartatik pun bertekuk lutut dan berbuka paha demi
membalas budi itu dengan bodi.
Nah, di kala bentuk kaki Hartatik semakin bagus karena kebanyakan
dibuat jinjit ke rumah sang juragan, warga mulai mencurigai ulahnya.
Maka, beberapa malam lalu, ketika istri Wagiman ini menjalani sistem
“jemput bola” ke rumah Halim, penggerebekan segera dilakukan. Mereka tak
bisa berkutik, karena tertangkap basah dalam kondisi bugil dalam kamar.
Malam itu juga disidangkan di balai desa, dengan keputusan Wagiman siap
menceraikan istri untuk dinikahi bos sendiri.
Bagaimana Lim, ukurannya pas? Jangan sampai lecet lho…! (TJ/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
============================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE