TIBA-TIBA Heryani, 27, memakai jilbab. Apakah dia sudah menerima hidayah Illahi? Ternyata bukan, dia memakainya karena sekedar penutup kepala. Maklum, baru saja dia jadi korban KDRT suaminya. Memang keterlaluan si Muamar, 29, ini. Dengar isyu bininya selingkuh langsung kepala Heryani digunduli mirip Pak Ogah.
Jilbab dikenakan kaum Hawa, umumnya ketika mereka sudah menerima
hidayah Illahi. Namun di era gombalisasi ini, banyak juga yang sebatas
mode, bahkan sekedar untuk menutup cacat di kepala, misalnya rambutnya
keriting macam Negro Afrika. Paling menyedihkan, jilbab juga menjadi
alat “politik” orang-orang yang terlibat urusan pengadilan. Misalnya
Neneng Sri Wahyuni dan Yulianis, mendadak berjilbab dan bercadar ketika
hadir jadi terdakwa/saksi dalam sidang Tipikor.
Heryani memang boleh dikata menjadi wanita tak putus dirundung
malang. Lima tahun menjadi istri Muamar, tak pernah memperoleh
kebahagiaan setitikpun. Yang ada cuma penderitaan lahir dan batin, di
samping harus harus memberi nafkah batin suaminya. Maka sungguh aneh
kelakuan Muamar ini. Saat kelonan bersama istri nanpak begitu mesra,
tapi beberapa saat kemudian sudah menjadi galak macam serigala, menerkam
dan menempeleng seenaknya saja.
Heryani menikah melawan Muamar memang atas pilihan sendiri. Waktu
keduanya pacaran, seluruh keluarga menyatakan “disenting opinion” alias
beda pendapat atau tak setuju pada pilihan putrinya. Tapi namanya orang
lagi kesengsem, Heryani meyakinkan bahwa Muamar adalah pria idaman
sekaligus tokoh perubahan. Maksudnya, bersama Muamar, semuanya bisa.
Bisa jadi pengayom keluarga, bisa memberikan jaminan ekonomi yang layak
buat anak istri.
Ternyata Muamar omdo (omong doang). Jadi suami Heryani tidak juga
bisa mewujudkan janjinya saat “kampanye” dulu. Memang dia juga suka
blusukan mirip Jokowi, tapi bukan ke pasar dan kali, melainkan ke kantor
dan pabrik untuk cari kerja. Sialnya, tak ada yang diterima. Walhasil
untuk menafkahi keluarganya, dia hanya kerja di PT Tempo dalam arti
tempo-tempo kerja, tempo-tempo nganggur; alias pekerja serabutan.
Orang lapar bawaannya memang emosi melulu. Muamar pun demikian.
Penghasilan tak menentu, sebentar-sebentar disalahkan istri dan
didorong-dorong cari kerjaan yang tetap, menjadikan dia mudah marah.
Maka salah sedikit kata-kata istri, pukulan mendarat, dari yang bentuk
swing sampai jab. Tentu saja tubuh Heryani jadi bonyok. Namun demikian
dia tak mau mengadu pada orangtua dan keluarganya. Bila kelihatan
bermuram durja dan ditanya orangtua, jawabnya macam pejabat Orde Baru
saja: “Nggak apa-apa kok, situasi aman terkendali!”
Nah, karena di rumah tak menemukan kebahagiaan, Heryani kemudian
larut dalam belaian lelaki lain yang bisa menjanjikan sesuatu. Apa janji
itu tidaklah jelas. Yang pasti beberapa hari lalu dia diajak lelaki
masuk hotel. Celakanya, aktivitas Heryani di lobi hotel tertangkap mata
tetangganya di Kavling Abadi Jaya, Sagulung, Batam. Laporan itu segera
sampai ke suaminya. Tentu saja Muamar jadi marah. Masuk hotel berarti
selingkuh. “Kurang ajar, rumahtangga baru satu pelita, sudah berani
menyeleweng,” maki Muamar.
Kemarin itu hari paling sial bagi Heryani. Baru saja suami tiba di
rumah langsung main gebuk dan pukul istrinya tanpa ba bi bu. Muamar
menuduh istri selingkuh. Tapi ketika Heryani menampik, justru diambilnya
gunting dan rambut hitam dan panjang istrinya dipotong habis sampai
gundul. Maka dengan menangis terisak dan pakai jilbab sebagai penutup
kepala, Heryani mendatangi Polres Batam untuk mengadukan suaminya.
Pak Ogah masih mending, dapat cepek. (JPNN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
============================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE