KATA Srimulat dulu, istri itu kendaraan. Tapi meski “kendaraan”, tetangga pun tak boleh pinjam pakai. Karenanya Wiryo, 45, jadi naik pitam demi mendengar istrinya pernah dikeloni Jalmo, 50. Tanpa klarifikasi-klarifikasian, tetangga celamitan itu dilabrak tengah malam dan langsung dibabat clurit hingga wasalam.
Dalam bahasa Srimulat tahun 1980-an, istri itu diibaratkan kendaraan
pribadi. Padahal jika merujuk ke Qur’an, istri justru diibaratkan sebuah
ladang, sehingga dalam surat Albaqoroh disebutkan: istri-istrimu adalah
ladang bagimu, sehingga boleh kamu datangi dari mana saja kamu
kehendaki (ayat 233). Itu artinya peran wanita dimuliakan, bukan karena
boleh digauli sesuai selera, setelah “dipakai” lalu diceraikan lewat
SMS macam Bupati Garut Aceng Fikri.
Wiryo warga Desa Bedayu Talang Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang
(Jatim), juga sangat menyadari hal itu. Kerenanya, Watini, 40, yang
merupakan istri hanya satu-satunya, diperlakukan sebaik mungkin.
Dipelihara dengan cermat, dipenuhi segala kebutuhannya, termasuk
kebutuhan biologis. Kapan saja minta pasti diladeni, orang tidak beli
ini.
Namun ternyata Watini kurang bisa menghargai kasih sayang suaminya.
Ketika lelaki tetangga bernama Jalmo, suka menggoda dirinya ditanggapi
dengan gegap gempita atau ngethek wae kata orang Jawa. Tentu saja Jalmo
lama-lama jadi ngelunjak, macam Belanda minta tanah. Jika sebelumnya
hanya jowal-jawil seperti cubit lengan dan towel pantat, kini berani
mengajak bubuk bareng. Kalau istri yang baik mestinya menolak, tapi
Watini malah bilang, “Ya ayo……!”
Begitulah, sekali waktu ketika Watini – Jalmo begituan, kepergok
tetangganya. Tetangga ini rupanya juga menjadi anggota Lembaga Intrik
dan Pengembangan Isyu. Melihat aib tersebut bukan meredamnya, tapi
justru diceritakan pada tetangga yang lain dengan pesan: “Aja kowe ora
tak kandhani (jika bukan kamu takkan kuberitahu).” Nah, karena semua
orang juga memberikan pesan yang sama, akhirnya skandal Jalmo – Watini
sudah menjadi rahasia umum, bahkan kemudian mampir ke telinga suami
Watini.
Bahwa Wiryo menjadi marah besar, itu sudha bisa ditebak. Cuma para
tetangga tak pernah berfikir bahwa orang sekalem dia, bisa juga unjuk
kewibawaan dengan cara-cara yang radikal. Tanpa klarifikasi pada pihak
terkait, misalnya istri selaku pelakunya, Wiryo berusaha menyelesaikan
dengan caranya sendiri. Maka malam itu juga, dengan membawa sebilah
clurit dia mendatangi rumah Jalmo. “Dulu ada ungkapan jalmo mara jalmo
mati, kini justru Wiryo moro jalmo yang mati.” kata batin Wiryo penuh
dendam kesumat.
Pukul 22.00 kedatangan tamu, tentu saja Jalmo kaget. Tapi karena
kenal suaranya, dia mencoba keluar. Ee, tanpa dipersilakan duduk,
langsung saja Wiryo mengayunkan clurit ke perut Jalmo. Kontan usus
terburai. Tapi ketika tuan rumah jatuh, malah diserat dan dibacok lagi
sehingga mati terperosok ke parit. Tak diketahui pasti, apakah malam itu
Jalmo sendirian, sehingga tak ada yang menolong. Yang jelas, seusai
mengeksekusi tetangga Wiryo langsung menyerahkan diri ke Polsek Senduro.
“Lapor Pak, saya habis membunuh orang, dihukum apapun saya siap,”
katanya dengan nada puas.
Sadis, bunuh orang macam bunuh ayam saja. (BJ/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
============================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE