MESKI jadi ulama tingkat kecamatan, saat ustadz Tengku Hasan, 38,
merangkap jadi paranormal, ternyata imannya ambruk juga menghadapi
perempuan cantik. Sejumlah wanita diraba-raba alat vitalnya, tapi ketika
diperiksa polisi beralasan itu perintah “prewangan” sang penyembuh. Itu
kan sama saja Hasan mencari “setan hitam”.
Tokoh multidimensi sangat dibutuhkan masyarakat. Almarhum Gus Dur
misalnya, dia adalah ulama, budayawan, politikus, juga kolomnis dan
pengamat sepakbola. Segala sepakterjangnya dalam berbagai sisi
kehidupannya sangat bermanfaat bagi masyarakatnya, sehingga Gus Dur pun
disebut: bapak pluralisme. Dia tak pernah galau dengan perbedaan dan
keberagaman. Semua masalah dihadapi dengan senjata: gitu saja kok repot!
Tengku Hasan, juga termasuk tokoh multi dimensi di lingkungannya,
Gunung Rotan, Labuhan Haji Timur, Kabupaten Tapak Tuan, Aceh. Bagaimana
tidak, dalam usia relatif muda, dia sudah dikenal sebagai ulama,
sehingga dia pun dipercaya sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama
(MPU) tingkat kecamatan. Sebagai paranormal, ustadz Hasan juga mampu
menyembuhkan berbagai penyakit lewat doa komat-kamitnya. Sayangnya,
ketika berhadapan dengan wajah cantik dan bodi seksi, muncul watak
dasarnya yang asli; doyan perempuan!
Ustadz Tengku Hasan memang sangat berpengaruh di lingkungannya.
Karena dia lebih menguasai ilmu agama, akhirnya dipercaya sebagai Ketua
Majelis Permusyawaratan Ulama Kecamatan Labuhan Haji Timur. Pada
kesibukan lain, ternyata Tengku Hasan juga ahli mengobati berbagai
penyakit. Penyakit apa saja yang tidak kasat mata, dibawa kepada Tengku
Hasan Insya Allah akan sembuh. Maka dalam lingkungannya, ustadz Hasan
juga disebut sebagai paranormal.
Mungkin karena usianya relatif muda, dia belum bisa mengesampingkan
godaan atas bodi seksi dan wajah cantik seorang wanita. Melihat
perempuan kinclong di depan mata, pikirannya masih juga ngeres, lalu
membayangkan yang tidak-tidak. Padahal yang namanya setan, sangat gemar
jika ketemu umat manusia yang demikian. Maka kaum iblis pun semakin
getol berpropokasi agar Tengku Hasan terjerumus ke jalan batil. Sebab
dalam Qur’an disebutkan: Iblis menjawab, demi kemuliaan-Mu pasti akan
aku sesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (QS
38 ayat 82-83).
Sebagai ustadz sekaligus Ketua MPU,tentunya Tengku Hasan tahu persis
nash ini. Tapi karena setan memang demikian kuat mempengaruhi, melihat
seorang pasiennya demikian mulus, langsung saja pendulumnya kontak,
blip, blip. Saat ketemu pasien gadis Azizah, 18, misalnya, dia mulai
berbuat hil-hil mustahal. Di depan orangtuanya, ustadz masih menerapi
gadis itu secara wajar. Tapi setelah gadis itu dibawa masuk ke kamar
khusus, mulailah. Azizah diraba-raba alat vitalnya. “Kamu menjadi korban
guna-guna,” kata Tengku Hasan dengan penuh penghayatan.
Ketika memeriksa pasien gadis yang lain, juga tak jauh beda. Tapi
semuanya hanya diam, karena malu bila hal itu diketahui umum. Baru saat
ketemu pasien Aminah, 20, dia menolak terapi semacam itu. Ketika Tengku
Hasan mencoba memaksakan diri, gadis itu langsung teriak, sehingga
orangtuanya pun masuk ke dalam kamar. Terbongkarlah praktek mesum oknum
ustadz ini, sehingga dia jadi urusan polisi. Namun dalam pemeriksaan di
Polsek Labuhan Haji Timur, Hasan masih berkelit bahwa terapi pengobatan
semacam itu bukan kemauan dirinya, melainkan sekedar melaksanakan
perintah “prewangan” yang membantu penyembuhan itu.
Iblisnya marah nggak tuh, dijadikan “setan hitam”?
(JPNN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com