POLISI sahabat masyarakat, itu sebuah keniscayaan. Tapi jika persahabatan itu kelewat akrab, terjadilah kasus macam Briptu Tomi, 48, ini. Istri warga masyarakat digauli juga, padahal dia sudah kenal baik dengan suami Ny. Helin, 28. Ini kan sama saja oknum polisi menggunting dalam sarung.
Polisi sahabat masyarakat, menjadi dambaan setiap Kapolres di mana
saja. Jika rakyat – polisi mau bersahabat niscaya cara-cara
pemberantasan kejahatan menjadi lebih muda. Cuma mayoritas rakyat masih
takut pada polisi. Maklum sejak kecil mereka dididik untuk takut pada
hamba wet ini. Contoh soal, bila ada anak nangis melulu orangtuanya
sering mengancam: “Diam nggak, nanti saya panggilkan polisi!”
Tapi beda dengan Ny. Helin dari Desa Fafinesu Kabupaten Timor Tengah
Utara (TTU). Dia pada polisi tak pernah takut, ketika ketemu Briptu Tomi
misalnya, Helin malah senyum-senyum, lalu bergelayut manja. Lalu bila
situasi mantap terkendali, keduanya pun masuk kamar dan berhubungan
intim bak suami istri. Di sini oknum polisi Briptu Tomi bukan saja
sebagai pelayan masyarakat, tapi juga merangkap pelayan syahwat
masyarakat.
Warga sekitar rumah tak ada yang tahu permainan ini, karena mereka
juga tak pernah curiga sampai sejauh itu. Maklum, Domingus, 35, suami
Helin bersahabat baik dengan oknum polisi Briptu Tomi. Dalam alam
pikiran Domingus dan juga para tetangga berikutnya, tak mungkinlah
polisi yang pelayan masyarakat itu akan tega menggunting dalam sarung.
Tomi dan Domingus memang tinggal dalam kampung yang sama. Begitu
akrabnya mereka, ketika mau melayat warga meninggal saja, keduanya
berangkat bersama-sama, sebagaimana yang terjadi beberapa hari lalu. Di
rumah duka keduanya ngobrol-ngobrol dengan pelayat yang lain,
membicarakan ini itu sesuai apa yang sedang menjadi perbincangan rakyat.
Cuma anehnya, ketika Briptu Tomi sudah terlepas dari perhatian
Domingus, mendadak dia hilang bagaikan ditelan bumi. Nggak tahunya,
diam-diam oknum polisi ini menyelinap dan kembali ke rumah Domingus,
untuk menemui Helin. Keduanya lalu masuk rumah, kunci pintu dan asyiklah
berdua-dua di ranjang penuh gairah sambil mendesah ah ah ah…….
Di kala keduanya masih berpacau dalam birahi, Domingus di rumah duka
mendadak merasa tak enak perasaan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam
kalbunya, sehingga dia pulang lebih cepat. Dia mau pamitan juga pada
Briptu Tomi, ternyata lelaki itu sudah tidak di tempat. Pikirnya, dia
sudah pulang duluan.
Nggak tahunya, ketika Domingus tiba di rumah, dia menjadi curiga
karena pinti dikunci dari dalam dan diketuk-ketuk tak ada jawaban. Saat
dia mengintip, ya ampuuun, dia melihat diseberang sana istrinya sedang
kelonan mesra dengan Briptu Tomi. Agaknya pertempuran sudah selesai,
sehingga acara selanjutnya tinggal “minggu tenang”.
Suami cap apapun pasti akan marah. Maka Domingus lalu mengajak para
tetangga untuk menggerebek pasangan mesum itu. Tak ayal lagi oknum
polisi ini tak bisa berkutik ketika disergap penduduk, begitu juga Ny.
Helin. Cuma perempuan ini lebih lincah. Begitu penjagaan agak lengah,
dia kabur mengungsi ke rumah saudaranya. Tinggal oknum polisi ini yang
tengah menjalani pemeriksaan di instansinya sendiri. Jika terbukti telah
“ukur badan” (berzina) dengan bini orang, bisa dikenakan tindakan
tegas.
Istilahnya kok ukur badan, karena tubuhnya dipas-pasin, ngkali ya? (BP/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com