ABRI Masuk Desa (AMD) sudah biasa kita dengar. Tapi kalau TNI masuk dapur, ini program apa lagi? Bingung kan? Bingung nggak bingung, inilah yang terjadi di Malang. Seorang oknum TNI bernama Serka Wahidi, 34, ditangkap di dapur warga karena mencoba lari setelah selingkuh dengan bini orang.
Di masa Orde Baru, salah satu program ABRI di bidang sosial yang
cukup sukses adalah program ABRI Masuk Desa (AMD). Lewat program ini
prajurit berinteraksi dengan masyarakat dan membantu menjalankan
program-program di tingkat desa, mulai dari program kebersihan,
infrastruktur, kesehatan dan lain-lain. Sayang, setelah era reformasi,
di mana TNI harus kembali ke barak, program ABRI masuk desa tinggal
kenangan.
Namun beberapa hari lalu warga Dusun Losawi, Desa Tunjungtirto,
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang gempar, karena ada oknum TNI
ditangkap masuk dapur orang. Dengan pakaian seragam dia dikeroyok
penduduk. Usut punya usut, bukan karena soal pencurian, tapi Serka
Wahidi baru saja kepergok menyelingkuhi wanita, Ny. Yusnita, 32, yang
juga sama-sama oknum TNI. Rupanya, dari teman sekantor kemudian menjadi
teman seranjang!
Ini memang kisah cinta segitiga antara sesama anggota TNI. Sejak lima
tahun lalu Serma Samsudi, 34, menikah dengan Serka Yusnita. Tapi
sayang, selama satu pelita membangun rumahtangga tak juga dikaruniai
momongan. Padahal di luar kedinasan sebagai anggota TNI, dia juga rajin
“menembak” dengan senjata non organik. Tapi ya itu tadi, lima tahun
tembak-tembakan hasilnya kringeten thok (berkeringat doang). Gara-gara
ini pula rupanya, pasangan suami ini menjadi jenuh dalam rumahtangganya.
Di kala Yusnita dilanda kejenuhan, dia di kesatuannya kenal akrab
dengan Serka Wahidi. Dari perkenalan akrab itu kadar kedekatannya
semakin meningkat saja. Misalnya, di kala Serka Wahidi piket, tanpa
sungkan-sungkan Yusnita suka membawakan makanan ini itu. Yang ikut renes
(terjamin) tentu saja teman-teman Wahidi, karena dia juga dapat bagian
ikut menikmati oleh-oleh itu.
Rupanya keakraban itu semakin meningkat dan nekad. Meski Wahidi tahu
bahwa suami Serka Yusnita juga dinas di kesatuan yang sama,
berani-beraninya dia mengajak jalan bareng. Bukan sekedar jalan bareng,
bahkan menginap bareng juga sesuatu hal yang tidak menakutkan. Di hotel?
Bukan! Yusnita dengan beraninya membawa Serka Wahidi yang kini jadi
PIL-nya tersebut ke rumahnya yang lain, di Kecamatan Singosari. Ketika
Yusnita pamit pada suami juga enak banget, “Mas nanti malam saya nginep
di Singosari.” Suami sama sekali tak tahu bahwa di sana ditemani oleh
Serka Wahidi.
Serma Samsudi sadar bahwa telah diapusi melek-melekan (ditipu
mentah-mentah) ketika apel beberapa hari lalu. Lho, kok istrinya tak
berada dalam barisan? Dia lalu bertanya pada teman-temannya sesama
wanita, tapi tak ada juga yang tahu. Karena di HP juga tidak menyahut,
Serma Samsidi jadi penasaran, sehingga menyusul ke rumah Singosari.
Takutnya terjadi apa-apa, mungkin sakit.
Ternyata rumah dalam kondisi terkunci. Dengan kunci serep miliknya
Samsudi mencoba masuk, tapi gagal juga. Akhirnya dia nekad panjat tembok
dan berhasil masuk. Lha dalah…….di dalam dia melihat Serka Wahidi yang
sangat dikenalnya dalam pakaian dinas, sementara Yusnita masih mandi.
Langsung saja dia menganalisa: tentunyua keduanya habis bersetubuh, lalu
istrinya mandi (junub).
Bak maling kepergok, Serka Wahidi langsung kabur ke lantai dua dan
kemudian loncat ke genting rumah orang. Tapi saat dia turun ke dapur,
warga sudah mengepungnya. Tak ayal lagi, dibantu Serma Samsudi dia
dikeroyok ramai-ramai, baru diserahkan ke kesatuannya. Sedangkan Serka
Yusnita, begitu melihat suami ribut dengan Serka Wahidu langsung kabur
dengan pakaian tidur, entah pergi ke mana.
Malu ngkali, lalu mengikuti judul film tahun 1971: Biarlah aku pergi…..! (TN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com