lazada

Minggu, 23 Desember 2012

Kok Ada TNI Masuk Dapur?


ABRI Masuk Desa (AMD) sudah biasa kita dengar. Tapi kalau TNI masuk dapur, ini program apa lagi? Bingung kan? Bingung nggak bingung, inilah yang terjadi di Malang. Seorang oknum TNI bernama Serka Wahidi, 34, ditangkap di dapur warga karena mencoba lari setelah selingkuh dengan bini orang.

Di masa Orde Baru, salah satu program ABRI di bidang sosial yang cukup sukses adalah program ABRI Masuk Desa (AMD). Lewat program ini prajurit berinteraksi dengan masyarakat dan membantu menjalankan program-program di tingkat desa, mulai dari program kebersihan, infrastruktur, kesehatan dan lain-lain. Sayang,  setelah era reformasi, di mana TNI harus kembali ke barak, program ABRI masuk desa tinggal kenangan.

Namun beberapa hari lalu warga Dusun Losawi, Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang gempar, karena ada oknum TNI ditangkap masuk dapur orang. Dengan pakaian seragam dia dikeroyok penduduk. Usut punya usut, bukan karena soal pencurian, tapi Serka Wahidi baru saja kepergok menyelingkuhi wanita, Ny. Yusnita, 32, yang juga sama-sama oknum TNI. Rupanya, dari teman sekantor kemudian menjadi teman seranjang!

Ini memang kisah cinta segitiga antara sesama anggota TNI. Sejak lima tahun lalu Serma Samsudi, 34, menikah dengan Serka Yusnita. Tapi sayang, selama satu pelita membangun rumahtangga tak juga dikaruniai momongan. Padahal di luar kedinasan sebagai anggota TNI, dia juga rajin “menembak” dengan senjata non organik. Tapi ya itu tadi, lima tahun tembak-tembakan hasilnya kringeten thok (berkeringat doang). Gara-gara ini pula rupanya, pasangan suami ini menjadi jenuh dalam rumahtangganya.

Di kala Yusnita dilanda kejenuhan, dia di kesatuannya kenal akrab dengan Serka Wahidi. Dari perkenalan akrab itu kadar kedekatannya semakin meningkat saja. Misalnya, di kala Serka Wahidi piket, tanpa sungkan-sungkan Yusnita suka membawakan makanan ini itu. Yang ikut renes (terjamin) tentu saja teman-teman Wahidi, karena dia juga dapat bagian ikut menikmati oleh-oleh itu.

Rupanya keakraban itu semakin meningkat dan nekad. Meski Wahidi tahu bahwa suami Serka Yusnita juga dinas di kesatuan yang sama, berani-beraninya dia mengajak jalan bareng. Bukan sekedar jalan bareng, bahkan menginap bareng juga sesuatu hal yang tidak menakutkan. Di hotel? Bukan! Yusnita dengan beraninya membawa Serka Wahidi yang kini jadi PIL-nya tersebut ke rumahnya yang lain, di Kecamatan Singosari. Ketika Yusnita pamit pada suami juga enak banget, “Mas nanti malam saya nginep di Singosari.” Suami sama sekali tak tahu bahwa di sana ditemani oleh Serka Wahidi.

Serma Samsudi sadar bahwa telah diapusi melek-melekan (ditipu mentah-mentah) ketika apel beberapa hari lalu. Lho, kok istrinya tak berada dalam barisan? Dia lalu bertanya pada teman-temannya sesama wanita, tapi tak ada juga yang tahu. Karena di HP juga tidak menyahut, Serma Samsidi jadi penasaran, sehingga menyusul ke rumah Singosari. Takutnya terjadi apa-apa, mungkin sakit.

Ternyata rumah dalam kondisi terkunci. Dengan kunci serep miliknya Samsudi mencoba masuk, tapi gagal juga. Akhirnya dia nekad panjat tembok dan berhasil masuk. Lha dalah…….di dalam dia melihat Serka Wahidi yang sangat dikenalnya dalam pakaian dinas, sementara Yusnita masih mandi. Langsung saja dia menganalisa: tentunyua keduanya habis bersetubuh, lalu istrinya mandi (junub).

Bak maling kepergok, Serka Wahidi langsung kabur ke lantai dua dan kemudian loncat ke genting rumah orang. Tapi saat dia turun ke dapur, warga sudah mengepungnya. Tak ayal lagi, dibantu Serma Samsudi dia dikeroyok ramai-ramai, baru diserahkan ke kesatuannya. Sedangkan Serka Yusnita, begitu melihat suami ribut dengan Serka Wahidu langsung kabur dengan pakaian tidur, entah pergi ke mana.

Malu ngkali, lalu mengikuti judul film tahun 1971: Biarlah aku pergi…..! (TN/Gunarso TS)

Source : POSKOTAnews.com