KADES biasanya sangat jeli dan allergi jika ada warga yang memalsu identitas. Tapi seorang Kades wanita dari Lamongan (Jatim) tak bisa apa-apa ketika lelaki yang mengajak dirinya kawin pakai data-data palsu. Ketika dilamar “bujangan” Handoyo, 37, Kades Prijet Ngablak bernama Nunik, 28, ini langsung saja ngablak siap tempur di ranjang!
Menyandang status janda dalam usia belum kepala tiga, memang sangat
menyiksa diri. Di samping sering menjadi sasaran empuk gosip dan fitnah,
sebagai wanita muda yang normal, dia tak tahan terlalu lama dilanda
sepi. Maka begitu bernafsunya segera dapat pasangan pengganti, banyak
yang tidak bertindak selektif. Akibatnya banyak juga yang kecele.
Ngakunya si suami baru masih perjaka tingting, nggak tahunya sudah biasa
tingkrang-tingkring alias sudah berkeluarga.
Nunik memang masih muda. Tapi dalam usia semuda itu pula dia sudah
menyandang status janda. Karena dia memang cukup cantik di kelasnya,
orang pun menyebut sebagai randha kempling. Lalu banyak lelaki yang
mendekati. Ada yang sekedar iseng di kala ukuran celana mendadak
berubah, ada juga yang sungguh-sungguh ingin mengambilnya sebagai istri
sekaligus menjadi ratu rumahtangga.
Dari sekian peminat, yang masuk nominasi hanya Handoyo seorang.
Lainnya tereliminasi pada kesempatan pertama. Sedangkan Handoyo ini, di
mata Nunik sungguh sesuai dengan seleranya. Menyandang status bujangan
dalam usia 37 tahun, tak juga mengundang kecurigaan. Karena Nunik merasa
telah menemukan kejujuran di mata Handoyo. Orangnya sederhana, tidak
sombong, pada keluarganya cepat akrab. Pokoknya sedikit Njokowilah.
Karena dinilai Handoyo cukup serius, Nunik yang kebetulan juga Kades
Prijet Ngablak Kecamatan Karanggeneng mengajaknya menikah resmi. Handoyo
pun segera mengurus dokumen pernikahan, termasuk surat numpang nikah
segala. Singkat cerita keduanya berhasil menikah dengan sukses, dan
program “mbelah duren” Handoyo atas Nunik pun berlangsung tanpa
terkendala.
Tapi entah apa alasa Handoyo, Nunik tak pernah curiga ketika suami
barunya itu tidak selalu tidur di rumahnya, Kompleks Graha Indah,
Karanggeneng. Paling semalam, setelah sporing balansing dan amplas
platina, pergi lagi untuk datang tiga hari kemudian. Nunik sendiri Kades
yang sibuk, sehingga rasa sepinya sebagai pengantin baru bisa terhibur
oleh kesibukan kerjanya.
Di rumah sendiri, Handoyo juga tak mengundang kecurigaan istri bahwa
sudah punya “kendaraan” baru. Sampailah kemudian guru salah satu anak
Handoyo memberi tahukan kepada istri Handoyo bahwa suaminya suka mangkal
di rumah wanita di Komplek Griya Indah Karanggeneng. Tentu saja data
Ny. Handoyo mendadak sontak jadi mengkap-mengkap. Buru-buru dia
mendatangi RT setempat, mengecek kebenaran informasi itu.
Ternyata benar, Pak RT memang punya surat lapor dari Handoyo bahwa
tinggal di kompleks ini karena sudah menjadi suami Nunik pemilik rumah.
Penyelidikan berlanjut sampai pemeriksaan surat nikah segala. Namun
ternyata, surat nikah yang dimiliki Nunik – Handoyo palsu adanya, sebab
setelah dicek di KUA Karanggeneng, tak ada peristiwa perkawinan antara
Nunik dan Handoyo. Sadar telah dikadali oleh suaminya, Ny. Handoyo pun
lapor ke Polres Lamongan. Kini Handoyo dan Bu Kades jadi urusan polisi.
Suratnya palsu, tapi auratnya asli kan Bu Kades?
(SP/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com