Kurang apa baiknya Saliman, 38 (bukan nama sebenarnya), ini?
Jelas-jelas Kadri, 24 (bukan nama sebenarnya), menyelingkuhi istrinya.
Tapi melihat tersangka kelaparan di kantor polisi, masih mau juga
membelikan nasi bungkus. Padahal kalau ingat betapa Kadri nindih tubuh
istrinya, Ismiati, 27 (bukan nama sebenarnya), mau rasanya mbunuh lelaki
sialan ini.Tapi ibarat “tuba dibalas air susu”, biarlah!
Membalas kebaikan orang, itu sudah seharunya. Bagaimana dengan orang
yang menjahati kita? Ajaran Islam mengatakan, balaslah kejahatan itu
dengan kebaikan. Bukan Allah memperingatkan, “Balaslah perbuatan buruk
mereka dengan yg lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka
sifatkan.” (Surat Al-Mu’minun: 96). Logikanya, jika kejahatan dibalas
dengan kejajahatan, dendam itu takkan habis dan berbalasan terus
menerus.
Mungkin terpanggil oleh ayat itu, Saliman menjadi lelaki paling
budiman se Kabupaten Wonogiri (Jateng). Bagaimana tidak? Jelas-jelas
Kadri ini anak muda yang baru saja ngeloni bininya, tapi ketika
diperiksa polisi sampai kelaparan, dengan suka hati Saliman membelikan
nasi bungkus pada Kadri. Padahal batinnya mungkin bilang, “Kurang baik
apa saya? Istriku sudah kamu makan, tapi aku masih kasih makan kamu
juga….!”
Kisah mesum yang membuat orang terkagum-kagum itu bermula dari
kesibukan Saliman sebagai pemborong. Dewasa ini dia mendapat proyek
pembangunan mesjid di Tirtomoyo. Sadar bahwa itu Rumah Tuhan, Saliman
sama sekali tidak berani manipulasi dalam mengerjakan proyek, misalnya
nyolong bestek. Jika kayu-kayunya memang harus kamper, ya dipasang
kamper. Begitu pula adukan semennya. Bila harus 1:6, ya dipasang 1:6
tidak dibanyakin pasirnya menjadi 1-10. Saliman sadar, main-main dengan
proyek Rumah Tuhan, finar (dalam neraka) balasannya.
Nah, karena begitu kontrolnya pada proyek, Saliman jadil lupa ngurus
keluarga. Pulang kerja malam, langsung tidur saja, lupa pada “kewajiban”
pada istri. Lama-lama Ismiati menjadi sangat kesepian, sehingga
kemudian dia main mata dengan Kadri anak muda tetangganya di Desa
Sidawayah Kecamatan Tirtomoyo. Di kala suami nongkrongi proyek
pembangunan mesjid, mereka malah membangun cinta. Saliman di proyek
belum sampai ngecor, Kadri di rumah malah sudah “ngecor” Ny. Ismiati
bini sang pemborong.
Lama-lama aksi mesum itu terendus oleh tetangga. Maka beberapa hari
lalu, saat Kadri mencoba “ngecor” istri Saliman, warga menggerebeknya.
Benar juga, saat digropyok rame-rame, keduanya tertangkap basah sedang
tumpang-tindik bak suami istri saja. Kontan mereka diarak ke Polsek
Tirtomoyo. Sedangkan Saliman yang masih sibuk di proyek diminta hadir.
Biasa, di kantor polisi pemeriksaan untuk tersangka bisa lama, apa
lagi kalau jawabannya berbelit-belit. Berjam-jam diperiksa, baru Kadir
bisa keluar pemeriksaan dengan loyo. Melihat kenyataan itu, Saliman tak
tega juga. Maka kekasih gelap istrinya itu dibelikan nasi bungkus dan
makanlah dengan lahapnya. Habis makan, wajahnya mulai memerah dan
tenaganya kuat kembali.
Kuat saja, jangan perkasa, nanti “makan” istrimu lagi, Man! (MT/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com