NAMANYA dukun kalau tidak cabul kok kurang afdol, ya? Maka dukun
Dariyun, 40, setelah menikahi janda Parmini, 38, merasa perlu mencabuli
Titik, 20, anak tirinya hingga hamil. Paling unik, saat ditangkap polisi
bisa-bisanya dia bilang bahwa tak sadar melakukan itu, karena semua
berlangsung dalam sebuah ritual.
Dalam Bahasa Indonesia terdapat istilah “kata majemuk”, yakni dua
rangkaian kata yang mengandung satu arti. Misalnya: hina dina, fakir
miskin, basah kuyup, kering kerontang, dan seterusnya. Karena bahasa itu
selalu dinamis mengikuti perkembangan, sehingga di era gombalisasi ini
muncul “kata majemuk” baru misalnya: mata keranjang, lemah syahwat,
seksi menggiurkan dan……dukun cabul. Kenapa muncul istilah “dukun cabul”,
karena setiap praktek perdukunan selalu disertai dengan ritual
mencabuli pasien.
Dukun yang sangat cabul itu di antaranya adalah Dariyun, lelaki asal
Semarang yang terdampar di Balikpapan (Kaltim). Di sela kesibukan
kerjanya, pria yang nyambi menjadi paranormal itu terpaut hatinya pada
janda Parmini, warga Muara Kaman, Kutai Kertanegara. Namanya juga
lelaki, bila cinta sudah melekat janda dengan sejumlah anak itu juga
terasa nikmat. Maka dengan alasan siap momong anak-anak peninggalan
almarhum suami si janda, Dariyun segera menikahi janda kempling Parmini.
Ibarat mobil, Ny. Parmini ini meski sudah beberapa kali turun mesin
memang masih nyaman dikendarai. Roda dan stir masih stabil, dan
perhatikan knalpot di belakang, selalu kering bahkan saat dipanasi di
pagi hari selalu keluar airnya. Yang paling penting, Parmini ini masih
irit bahan bakar, dalam arti hidup tidak boros. Dia memang termasuk
wanita yang gemi, nastiti dan ngati-ati, begitu kata orang Jawa.
Cuma namanya lelaki, tiap hari monoton dengan “kendaraan” yang itu
itu juga, jadi jenuh. Buat apa selalu pakai Kijang kapsul 2000 jika di
rumah yang sama juga ada Nissan Juke yang masih profit? Tahunnya jauh
lebih muda, pasti sangat nyaman dikendaraii. Siapa pula yang diibaratkan
mobil Nissan tersebut? Tak lain tak bukan adalah anak sulung Parmini,
yang bernama Titik. Di samping berwajah lumayan, gadis itu juga sangat
seksi menggiurkan, yang Dariyun menyebutnya sebagai: sekel nan cemekel.
Tiap hari di rumah ketemu si “Nissan Juke”, dia selalu tergoda untuk
“test drive” pada kesempatan pertama. Ingat dirinya yang paranormal,
Dariyun lalu mencoba mempedayai anak tirinya tersebut lewat pendekatan
paranormal. Lalu katanya kemudian pada si Titik, “Diterawang secara
kebatinan, ada gangguan di tubuhmu yang membuat kamu nanti tidak laku
kawin.” Tentu saja Titik jadi kaget, lalu bertanya bagaimana cara
penyembuhannya. “Serahkan sama bapak, semuanya beres,” kata Dariyun
jumawa.
Ketika istrinya pergi, suatu hari di bulan September dia membawa anak
tirinya ke dalam kamar prakteknya. Lalu di sana Titik dilucuti hingga
tanpa selember benangpun. Terapi pengobatan dimulai. Tapi caranya bukan
pakai jampi-jampi, melainkan dengan cara Titik disetubuhi. Katanya, ini
cara pengobatan langsung pada sumbernya. Nyatanya, si anak tiri pringas
pringis, si ayah tiri prengas-prenges.
Demikianlah, pengobatan inkonvensional itu terus berlangsung sampai 7
kali, dengan akibat Titik hamil. Tentu saja sang ibu terkaget-kaget,
belum punya suami kok hamil. Makin terkaget-kaget lagi demi diterima
pengakuan pelakunya adalah Dariyun sang ayah tiri. Marahlah Ny. Parmini,
sehingga suami dilaporkan ke polisi. Awalnya Dariyn mau kabur ke
Balikpapan, tapi keburu ketangkep.
Dalam pemeriksaan di Polsek Muara Kaman dia mengaku tidak sadar saat
menggauli putri tirinya. Alasannya, semua berlangsung dalam ritual
pengobatan. Soal jumlahnya yang sampai 7 kali sebagaimana pengakuan
Titik, dia juga membantah data-data itu. Alasannya tak berubah, “Saya
menyetubuhi anak tiriku memang dalam kondisi tidak sadar. Suwer….,”
ujarnya di depan polisi.
Nggak sadar, tapi kok bisa ketagihan ya?
(BP/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com