lazada

Minggu, 16 Desember 2012

Maling Putri Konangan Satpam

DALAM lelagon tembang Jawa ada ungkapan yang berbunyi: Narayana maling putri  konangan Bambang Permadi. Tapi nasib Nuradi, 30, dari Jember ini tak sebagus Narayana dalam kisah perwayangan itu. Soalnya, tengah “maling putri” malah konangan satpam. Ya digebukilah, orang Sumiati, 28, masih punya suami kok dicemplak.

Cerita perwayangan lakon “Kresna Kembang” menceritakan, bagaimana Narayana mencoba mencuri Dewi Rukmini dari negeri Kumbina. Saat konangan (ketahuan) oleh Bambang Permadi, Kresna menduplikat diri menjadi dua Kresna. Akhirnya Kresna palsu yang berasal dari kembang itulah yang dihajar habis oleh prajurit Kurawa, sehingga kembali ke wujud aslinya sebagai kembang. Kresna asli bahagia dengan Rukmini sementara Durna dan Kurawa hanya capek deh………..

Agaknya Nuradi dari Jember (Jatim) ini mau niru-niru Prabu Kresna dari Dwarawati. Berhasil memang dia nyolong putri. Sialnya, saat dirahabi (digauli) itu putri yang bernama Ny. Sumiati, eh…..ketahuan Satpam kompleks perumahan. Akhirnya Nuradi digebuki. Karena dia memang Nuradi asli bukan duplikat dari kembang, ya babak belurlah. Urusannya pun menjadi ganda, ya jadi urusan rumahsakit dan kelak jadi urusan polisi (ditahan).

Nuradi warga dukuh Condro Kelurahan Kaliwates, Jember, sebenarnya sudah punya istri sendiri. Sayang, jalinan rumahtangga tidak dalam situasi yang kondusif, karena  pasangan itu kini sudah pisah rumah dan siap pecah kongsi di Pengadilan Agama Jember. Dalam kondisi demikian, dengan sendirinya Nuradi tak pernah lagi dapat alokasi cinta kasih dari istri. Tengah malam hanya gedabigan (gelisah) sendiri di kamar. Miring ke kiri ketemu tembok, miring ke kanan hanya ketemu guling tanpa makna.

Lelaki normal dipagut kesepian berkepanjangan, jelas Nuradi sangat tersiksa luar dalam. Dalam situasi rumahtangga yang demikan labil, dia berkenalan dengan Ny. Sumiati yang masih tetangga kampung. Meski sudah tahu status wanita itu, yakni punya suami yang sah, terdorong oleh rasa sepinya yang sangat multidimensi, terpaksa ditelateni juga. Apa lagi sepertinya Sumiati memberi angin, sehingga Nuradi semakin pede menjadi praktisi selingkuh pemula.

Sebetulnya Sumiati sendiri sangat kesepian, karena suami juga jarang pulang. Maka kehadiran lelaki tetangga desa ini sangat menghibur. Dari sekedar ngobrol-ngobrol di ruang tamu, selanjutnya Nuradi “dijamu” dalam kamar pribadinya. Di atas ranjang, Nuradi dipersilakan menikmati rampadan (hidangan) yang berupa tuan rumah itu sendiri dalam kondisi bugil macam ingkung ayam untuk kenduri.

Memperoleh “menu” yang spektakuler seperti itu, menjadikan Nuradi ketagihan. Bila situasinya demikian mantap terkendali, pasti dia meluncur ke rumah Sumiati di Kompleks Graha Citra Kaliwates. Nanti pulangnya baru bedug subuh. Ketika orang-orang berbondong-bondong ke mesjid untuk menggapai surga, Nuradi justru sudah memperoleh “surga dunia” dari Ny. Sumiati.

Beberapa hari lalu kembali Nuradi hendak bertamu tengah malam ke rumah gendakannya. Tapi sial kali ini, saat dia mau masuk rumah kepergok Satpam yang sedang patroli. Kalau maling, masak tuan rumah menyambutnya. Tapi kalau tamu, ngapain datang tengah malam, sedang suami tak di rumah? Beberapa saat kemudian Satpam mencoba mengintip, ternyata mereka sudah dalam kamar, besetubuh bak suami istri saja. Kontan Satpam itu memberitahu warga dan digerebek. Nuradi yang sedang maling putri itu akhirnya babak belur dikeroyok penduduk.

Mau maling putri malah jadi urusan polisi. (SR/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com