lazada

Kamis, 20 Desember 2012

Pak Kades Menjadi Beking?


PEJABAT bermasalah masih juga memerintah, sangat ditentang rakyat. Maka wajar saja warga menjadi marah pada Pak Kades, karena jelas-jelas Kaur Pemerintahannya selingkuh, masih juga dipertahankan. Dan itulah yang terjadi di Jombang Jatim, Pak Kades didemo dan dimaki warga gara-gara jadi becking pamong mesum.

Pemerintahan yang bersih modal baku tegaknya sebuah negara. Makanya Mendagri Gamawan Fauzi marah betul ketika mantan napi Azirwan masih dijadikan Kepala Dinas oleh Gubernur Kepri. Kini yang bersangkutan sudah dicopot, tapi kata Mendagri masih ada sekitar 9 pejabat yang punya kasus sama, sehingga kini masih dalam penyelidikan. Koruptor kan ibaratnya maling, jika bekas koruptor itu masih diberi kekuasaan, sama saja dia maling sedang berbulu ayam.

Meski hanya tingkat desa, warga desa juga menuntut Pak Kades berikut jajarannya berperilaku bersih, bebas kasus. Maka warga Desa Manungkerep, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, jadi marah lantaran Kades Murwito, 50, malah membeckingi pamongnya yang terlibat perselingkuhan. Tak sudi Kaur Pemerintahan Masduki, 40, masih bertengger pada jabatannya, Pak Kades pun didemo dan dimaki rakyatnya. “Katanya katakan tidak pada perselingkuhan, nyatanya pejabat mesum malah diayomo\i. Gombal…..!” maki warga.

Masduki sebagai  Kaur Pemerintahan memang kelewatan. Sudah punya istri dan sejumlah anak masih njlidig (serakah) mengganggu istri orang, yang notabene juga warga sendiri. Paling kurang ajar, istri ustadz Hasan, 40, yang sangat dihormati di Desa Manungkerep, masih ditelateni juga. Nggak takut pada Pak Ustadz mestinya Masduki takut pada Tuhan seru sekalian alam. Apa nggak takut sanksinya, nanti “di sana” ditusuk batok kepalanya hingga tembus sampai ke ……Haiti?

Namun sesungguhnya, jika lelaki berhasil selingkuh, itu tergantung pihak wanitanya juga. Jika sononya tak memberi angin, mesti sininya tak bisa apa-apa juga. Yang terjadi di Desa Manungkerep seperti itu, karena Halimah, 27, istri Hasan memberi angin, ya lanjuuuut! Maklumlah, di mata Halimah suaminya hanya pintar menunjukkan jalan ke surga, tapi dia sendiri tak tahu jalan bagaimana cari rejeki banyak.

Jelasnya, secara ekonomi pamong Masduki mampu memanjakan keinginan isteri Hasan. Walhasil, saat Halimah diminta mlumah (baca: hubungan intim) dia hanya pasrah dan kemudian mendesah ah ah ah! Padahal sebagai istri ustadz, mestinya Halimah bisa menjaga kemaluannya, bukannya malah diobral ke mana-mana seperti supermarket obral menjelang Lebaran.

Sampailah kemudian hari sial itu. Saat Halimah – Masduki berbuat mesum di rumah ustadz Hasan, warga berhasil mengintip dan kemudian menggerebeknya. Hampir saja dia digebuki ramai-ramai, untungnya Pak Kades berhasil mengamankan. Bahkan dia memberi jaminan bahwa sebagai pejabat yang rindu akan clean guverment, perbuatan Masduki takkan ditolerir. “Percayalah, pamong Kaur Pemerintah akan saya tindak tegas.”

Kasusa pamong mesum sudah sebulan lebih, tapi ternyata Masduki tetap pada posnya yang lama. Warga pernah mempertanyakan hal itu, tapi dijawab Pak Kades bahwa kasus Masduki masih berproses, belum inkracht (keputusan tetap), sehingga dia tak bisa sembarangan memecat seseorang. Bahkan Pak Kades minta rakyat bersabar dan mengawal proses hukum yang masih berlangsung atas diri pamong desa  tersebut.

Warga benar-benar tak sabar, karena dalam keseharian Masduki juga semakin mbagusi karena merasa  dirinya termasuk kebal hukum. Nah, karena Pak Kades terkesan sangat peragu dan melindungi pamongnya, beberapa hari lalu penduduk demo ka balai desa. Bukan saja memaki Pak Kades, tapi juga mendesak dia mundur sekalian karena tak berani menindak pamongnya yang mesum.

Jadi pamong desa malah “momong” istri orang. 
(SNCom/GunarsoTS)


Source : POSKOTAnews.com