PEJABAT bermasalah masih juga memerintah, sangat ditentang rakyat. Maka wajar saja warga menjadi marah pada Pak Kades, karena jelas-jelas Kaur Pemerintahannya selingkuh, masih juga dipertahankan. Dan itulah yang terjadi di Jombang Jatim, Pak Kades didemo dan dimaki warga gara-gara jadi becking pamong mesum.
Pemerintahan yang bersih modal baku tegaknya sebuah negara. Makanya
Mendagri Gamawan Fauzi marah betul ketika mantan napi Azirwan masih
dijadikan Kepala Dinas oleh Gubernur Kepri. Kini yang bersangkutan sudah
dicopot, tapi kata Mendagri masih ada sekitar 9 pejabat yang punya
kasus sama, sehingga kini masih dalam penyelidikan. Koruptor kan
ibaratnya maling, jika bekas koruptor itu masih diberi kekuasaan, sama
saja dia maling sedang berbulu ayam.
Meski hanya tingkat desa, warga desa juga menuntut Pak Kades berikut
jajarannya berperilaku bersih, bebas kasus. Maka warga Desa Manungkerep,
Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, jadi marah lantaran Kades Murwito,
50, malah membeckingi pamongnya yang terlibat perselingkuhan. Tak sudi
Kaur Pemerintahan Masduki, 40, masih bertengger pada jabatannya, Pak
Kades pun didemo dan dimaki rakyatnya. “Katanya katakan tidak pada
perselingkuhan, nyatanya pejabat mesum malah diayomo\i. Gombal…..!” maki
warga.
Masduki sebagai Kaur Pemerintahan memang kelewatan. Sudah punya
istri dan sejumlah anak masih njlidig (serakah) mengganggu istri orang,
yang notabene juga warga sendiri. Paling kurang ajar, istri ustadz
Hasan, 40, yang sangat dihormati di Desa Manungkerep, masih ditelateni
juga. Nggak takut pada Pak Ustadz mestinya Masduki takut pada Tuhan seru
sekalian alam. Apa nggak takut sanksinya, nanti “di sana” ditusuk batok
kepalanya hingga tembus sampai ke ……Haiti?
Namun sesungguhnya, jika lelaki berhasil selingkuh, itu tergantung
pihak wanitanya juga. Jika sononya tak memberi angin, mesti sininya tak
bisa apa-apa juga. Yang terjadi di Desa Manungkerep seperti itu, karena
Halimah, 27, istri Hasan memberi angin, ya lanjuuuut! Maklumlah, di mata
Halimah suaminya hanya pintar menunjukkan jalan ke surga, tapi dia
sendiri tak tahu jalan bagaimana cari rejeki banyak.
Jelasnya, secara ekonomi pamong Masduki mampu memanjakan keinginan
isteri Hasan. Walhasil, saat Halimah diminta mlumah (baca: hubungan
intim) dia hanya pasrah dan kemudian mendesah ah ah ah! Padahal sebagai
istri ustadz, mestinya Halimah bisa menjaga kemaluannya, bukannya malah
diobral ke mana-mana seperti supermarket obral menjelang Lebaran.
Sampailah kemudian hari sial itu. Saat Halimah – Masduki berbuat
mesum di rumah ustadz Hasan, warga berhasil mengintip dan kemudian
menggerebeknya. Hampir saja dia digebuki ramai-ramai, untungnya Pak
Kades berhasil mengamankan. Bahkan dia memberi jaminan bahwa sebagai
pejabat yang rindu akan clean guverment, perbuatan Masduki takkan
ditolerir. “Percayalah, pamong Kaur Pemerintah akan saya tindak tegas.”
Kasusa pamong mesum sudah sebulan lebih, tapi ternyata Masduki tetap
pada posnya yang lama. Warga pernah mempertanyakan hal itu, tapi dijawab
Pak Kades bahwa kasus Masduki masih berproses, belum inkracht
(keputusan tetap), sehingga dia tak bisa sembarangan memecat seseorang.
Bahkan Pak Kades minta rakyat bersabar dan mengawal proses hukum yang
masih berlangsung atas diri pamong desa tersebut.
Warga benar-benar tak sabar, karena dalam keseharian Masduki juga
semakin mbagusi karena merasa dirinya termasuk kebal hukum. Nah, karena
Pak Kades terkesan sangat peragu dan melindungi pamongnya, beberapa
hari lalu penduduk demo ka balai desa. Bukan saja memaki Pak Kades, tapi
juga mendesak dia mundur sekalian karena tak berani menindak pamongnya
yang mesum.
Jadi pamong desa malah “momong” istri orang.
(SNCom/GunarsoTS)
Source : POSKOTAnews.com