lazada

Senin, 31 Desember 2012

Kok Galakan Yang Selingkuh


MENGENCANI bini orang jelas perbuatan aib dan terkutuk. Tapi di Jember (Jatim), Kustadi, 40, yang kepergok menyetubuhi istri tetangga bukan kabur, malah membacok Sumadi, 35, suami sang WIL hingga luka parah. Keruan saja warga jadi emosi, sehingga Kustadi pun dihajar hingga termehek-mehek.

Benarkah istri cantik selalu membahagiakan bagi suami selaku user (pengguna)-nya? Belum tentu. Yang terjadi jusru membuat pemiliknya tidak merasa tenang. Bini jelek ditinggal sebulan juga aman-aman saja. Tapi bini cakep, ditinggal sebulan ya bisa ludes luar dalam itu barang. Maklumlah, di era gombalisasi ini di mana-mana selalu terdapat penjahat kelamin yang mencari mangsa.

Salah satu lelaki penjahat kelamin itu mungkin si Kustadi dari Desa Trigonco, Asembagus, Jember. Di rumah sudah ada bini yang selalu siap memberi pelayanan 24 jam, tapi melihat perempuan tetangga yang lumayan melek (cantik), matanya masih ijo juga. Ijo dalam arti sekedar memelototi, itu masih mending. Yang terjadi, di samping mengagumi, Kustadi berkeinginan pula untuk…..menggauli sekaligus. Soalnya dia punya prinsip, hasrat yang menyala tanpa penyaluran justru hanya bikin jerawat.

Di kampungnya nama Kustadi sudah cukup dikenal sebagai alap-alap wanita. Pantas saja istrinya di rumah kurus kering macam welut grinting, karena selalu memikirkan ulah suaminya. Selama ini Kustadi memang belum pernah ketanggor. Tapi itu kan bukan jaminan bahwa ke depannya akan selalu aman saja dalam debutnya sebagai “teroris” rumahtangga orang. Bukankah kesabaran orang juga ada batasnya.

Kustadi memang punya modal untuk itu. Duit? Bukan, memangnya mau nyapres harus punya duit banyak? Untuk nyalon manten –kalau terpaksa– Kustadi hanyua modal tampang dan micara (pinter omong) untuk lobi-lobi setengah kamar, sebelum masuk dalam kamar tentunya. Dan selama ini, kata-kata Kustadi memang sangat membius, sehingga wanita yang didekati langsung bertekuk lutut dan kemudian berbuka paha.

Setelah berhasil menaklukkan sejumlah perempuan, kini Kustadi menjadikan Ny. Harningsih, 35, sebagai program unggulannya. Wanita ini di samping ayu bodinya memang masuk kategori: enak dikeloni dan perlu. Dengan demikian secara dikit demi sedikit dia mencoba mendekati istri Sumadi ini. Apa tidak takut pada suaminya? Kenapa takut? “Sepanjang perempuan itu sudah simpati pada kita, mustakhil dia akan membuka skandal dirinya sendiri,” kata Kustadi memberi resep.

Begitulah, ketika Kustadi beroleh kesempatan ketemu Harningsih, diplomasi don-yuannya mulai diterapkan. Dan ternyata manjur juga. Terbukti “sisi gelap” Kustadi yang selama ini sudah sangat dikenal, menjadikan bini Sumadi ini jadi lupa. Selanjutnya, ketika diajak jalan-jalan bersamanya, Harningsih juga tidak menolak, termasuk ketika diajak masuk hotel. Maka di tempat inilah, kali pertama Kustadi berhasil menggumuli Harningsih yang sekel nan cemekel itu.

Hari-hari lain perselingkuhan jalan terus, sampai kemudian dilanjutkan di rumah Harningsih sendiri. Tentu saja semua ini dilakukan saat Sumadi selaku pemegang otoritas rumahtangga tak di tempat. Namun sial rupanya, di saat Harningsih – Kustadi berbagi cinta dengan serunya, mendadak Sumadi masuk kamar. Tertangkap dalam kondisi demikian basah, menjadikan Kustadi nekad. Sebilah golok yang ada di dinding disambar dan dibacokkan ke tubuh Sumadi.

Sebelum dibacok, suami malang ini sempat berteriak “maling……”, sehingga para tetangga langsung berdatangan. Tahu pelakunya si biang kerok, warga jadi emosi. Kustadi dikeroyok ramai-ramai, sampai babak belur. Sementara Sumadi dilarikan ke rumah sakit, beberapa menit kemudian Kustadi juga menyusul dibawa ke rumahsakit yang sama untuk diobati luka masing-masing.

Bedanya, setelah sembuh Kustadi masuk sel polisi. (IC/Gunarso TS)

Source : POSKOTAnews.com