lazada

Kamis, 27 Desember 2012

Bumi Dipijak Langit Dijunjung


DI Jakarta, bertamu di pagi subuh takkan dicurigai orang. Tapi di negeri yang sangat Islami sebagaimana Lhokseumawe (Aceh), jangan coba-coba. Lihat nasib Ilham, 23. Bertamu ke rumah wanita yang sedang ditinggal pergi suaminya, nyaris digebuki warga.Untung tidak terbukti khalwat (berzina) sehingga tak sampai dihukum cambuk.

Setiap daerah memang memiliki tradisi dan hukum adat masing-masing. Sebagai makhluk sosial, penghuninya harus bisa menghormati adat setempat, sehingg pepatah lama mengatakan: di mana langit di pijak, di situ langit dijunjung. Orang yang mau memakskan adatnya masing-masing, ya repot. Bila terjadi konflik, nasibnya bisa seperti Ilham ini. Maksudnya mau menemani teman lama, tapi karena tak mahir membaca kondisi lingkungan, nyaris babak belur dihakimi masa.

Ny. Wasliah, 27, yang tinggal di Meunasah Mesjid, Muara Dua, Lhokseumawe, selama ini bekerja di sebuah toko yang buka 24 jam. Berangkat pukul 20.00 baru kembali ke rumah pukul 04.00 pagi. Biasanya dengan tenang meninggalkan keluarga, karena di rumah ada suami dan pembantu. Tapi beberapa minggu belakangan, anak-anak di rumah hanya ditemani pembantu karena suaminya sedang tugas di luar kota.

Entah karena apa, sepulang kerja di pagi subuh itu Wasliah dibuntuti lelaki bermobil. Takut terjadi apa-apa, dia segera mengontak teman lelakinya setoko, Ilham untuk menemani pulang. Untuk sementara aman, karena sang pembuntut tak mengikuti jejaknya. Namun ternyata itu hanya sementara. Sebab setelah Ilham kembali ke rumah, mendadak mobil misterius itu sudah nongkrong di jalan raya dekat rumah Wasliah. Tentu saja dia menjadi gelisah dan minta Ilham kembali.

Nah, ini agaknya yang kurang dipahami oleh Ilham. Seperti tak tahu saja bahwa hukum Islami (Qonun Jinayat) diberlakukan di daerah Aceh, dengan ringan kaki dia kembali datang dan masuk rumah Wasliah. Padahal dalam hukum Islam, seorang wanita tak boleh menerima tamu lelaki di kala suami tak di rumah. Dalam Qur’an dikatakan: ”…Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…” (QS An Nisa : 34)

Dan  inilah yang terjadi. Baru saja Ilham unclug-unclug masuk rumah, sudah digedor-gedor para tetangga. Tak lama kemudian pengurus RT setempat telah masuk ke rumah Wasliah dengan sejumlah penduduk. Sepertinya yakin betul bahwa telah terjadi khalwat, anak muda tak tahu adat itu langsung dikepret, plakkkkk! Ketiganya, yakni Wasliah, Ilham, bahkan pembantu wanitanya dibawa ke WH (Wilayatul Hisbah = Satpol PP) Lhokseumawe. Penduduk telah menduga bahwa Ilham berzina dengan dua wanita sekaligus!

Dalam pemeriksaan, Ilham membantah bahwa telah berbuat zina dengan Wasliah, apa lagi dengan si Iyem sang TKW domestik. Dia semata-mata datang ke rumah Wasliah hanya untuk menemani dari gangguang lelaki misterius. Logikanya juga tak ketemu bahwa berzina dengan kaum lain jenis hanya dalam tempo sekian detik, apa lagi saat ditemukan juga hanya duduk-duduk di ruang tamu. Sedangkan warga beralasan, Pak RT terpaksa bertindak karena sebelumnya Wasliah pernah ditegur jangan sekali-kali membawa tamu lelaki ke rumah karena suami tak ada. Ketiganya pun dibebaskan, dan terbebas dari sanksi hukum cambuk yang telah menanti.

Makanya, di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung.
(JPNN/Gunarso TS)

 
Source : POSKOTAnews.com