Sebagai guru TK Wahyuni, 40 (bukan nama sebenarnya), memang dekat
dengan anak- anak. Celakanya, belakangan dia juga sangat dekat dengan
anak lelaki kelahiran 23 tahun lalu. Begitu sayangnya pada murid TK
kelahiran 1988 ini, Agus dikontrakkan rumah segala. Pada hari tertentu
Bu Guru TK kemudian memuaskan nafsu dengan si brondong.
Tak hanya kaum pria, wanita di usia 40 ternyata juga bisa mengalami
puber ke-2. Di usia itu gairahnya sebagai kaum hawa meningkat, maunya
setiap malam memperoleh kehangatan dari suami. Tapi sayang, tak semua
suami bisa mengimbangi. Bisa karena capek akibat kesibukan kerja, bisa
juga bapaknya anak-anak ini sudah letoy, loyo atau nglempoing kata orang
Jawa. Jadi ibaratnya main bulutangkis, istri minta dismash yang tajam
menukik, suami bisanya hanya back hand, itu pun “bola” suka nyangkut di
net.
Ny. Wahyuni sebagai wanita yang masih sangat enerjik, dalam usia
kepala empat juga masih ngejosss sekali. Sayangnya, suami tak bisa
mengimbangi lagi. Sudah begitu, dalam usia kepala lima sekarang, Markijo
(bukan nama sebenarnya), bapaknya anak-anak gampang tersinggung.
Sedikit ada kata sengak didengar dari istri, tinjulah yang bicara. Nah,
gara-gara banyak pukulan di siang hari bukan “pukulan” di malam hari
itulah, rumahtanga Wahyuni – Markijo belakangan semakin dingin.
Tak tahan kelamaan dilanda sepi, Wahyuni pun lalu mencari solusi
dengan caranya sendiri. Kebetulan dia punya kenalan anak muda yang masih
lholhak lholhok, tapi wajahnya lumayan tampan. Pemuda bernama Agus
(bukan nama sebenarnya) ini lalu sering diberi perhatian khusus, dari
dibelikan baju, ditraktir makan hingga diberi sejumlah uang.
Ujung-ujungnya, anak muda “brondong” itu dipancing-pancing untuk
melayani kebutuhan biologisnya.
Biar usia kepala empat, wajah dan bodi Wahyuni memang tak
mengecewakan. Karenanya, Agus saat menerima tawaran barang baru itu
segera saja nyosor. Sebagai pemain baru, sudah barang tentu dia kurang
pengalaman. Tapi Bu Guru TK ini dengan telaten mengajarinya. “Na, na,
na….., begitu itu. Bagus, bagus, tarikan garisnya yang mantep, jangan
takut-takut….”, kata Wahyuni mirip Pak Tino Sidin saat belajar
menggambar di TVRI dulu.
Ternyata Agus memang anak gathekan (cerdas), sehingga sekali diajari
langsung mahir. Bu Guru Wahyuni pun semakin sayang dan memanjakannya.
Pada akhirnya, anak muda brondong itu dikontrakkan rumah di Kelurahan
Margorejo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. Selanjutnya, sepulang
mengajar di TK sekitar pukul 10.00 dia ngendon di kontrakan itu. Seperti
biasanya, Wahyuni memberi “les privat” pada Agus, sehingga nilai
raportnya makin bagus, tidak seperti sejumlah mentri KIB-II.
Tiap hari pulang sampai pukul 17.00, hal ini menjadikan suaminya
curiga. Tapi asal diklarifikasi soal itu, malah mengajak ribut dan
menantang cerai terus. Markijo pun menjadi penasaran, sehingga diam-diam
mengadakan penyelidikan. Hasilnya sangat mengejutkan, ternyata Wahyuni
memang punya brondong untuk pemuas nafsu. “Kurang ajar, jadi selama ini
jatahku dialokasikan ke tempat lain,” maki Markijo.
Lelaki dari Desa Nambirejo, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur, ini
segera bertindak. Beberapa hari lalu rumah kontrakan Agus – Wahyuni
digerebek. Keduanya tak berkutik ketika digelandang ke Polres Metro.
Dalam pemeriksaan Wahyuni mengakui, ini semua dilakukan karena suami
suka menganiaya dirinya. Maka jika Markijo mau menceraikan itu memang
yang ditunggu-tunggu.
Wah, malah dianggap peluang emas! (LP/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com