JADI lelaki cemburuan, mending kawin dengan perempuan jelek macam Tomblok saja. Seperti Midun, 39 (bukan nama sebenarnya), dari Surabaya ini contohnya. Punya bini cantik, namun baru istri dibonceng orang sudah main tusuk. Padahal siapa tahu kala itu Mamik, 29 (bukan nama sebenarnya), memang sedang membonceng tukang ojek.
Punya istri cantik, harus siap makan hati dan menafikan rasa cemburu.
Soalnya, karena kecantikan nyonya, banyak mata pria yang ingin
menikmatinya. Jangan salah paham dulu, hanya menikmati penampilannya,
bukan goyangannya. Karena soal goyangan sih, itu mutlak hak prerogratif
seorang suami. Lelaki lain tak boleh ikut campur atau intervensi.
Andaikan kemudian ada yang diajak “berkoalisi” itu namanya kemujuran
yang tak bisa ditolak. Tapi, kalau bisa, janganlah perturutkan hawa
setan!
Agaknya Midun ini memang lelaki yang belum siap punya bini cantik.
Siapa saja yang terlihat dekat dengan Mamik istrinya, dicemburui. Bahkan
jikalau sang istri nampak mengimbangi kedekatan itu, langsung stigma
pun ditabalkan: selingkuh. Padahal, bisa saja pria yang selalu akrab
dengan istrinya ini si tukang ojek. Dia hanya butuh uangnya, bukan pula
goyangannya.
Sejak seminggu lalu, rumahtangga lelaki yang ngontrak di Bungurasih
VIII ini sedang dilanda prahara. Berulang kali Mamik pergi tinggalkan
rumah tanpa pamit. Soal makan dan minum memang selalu disediakan, tapi
ke mana dan mau ketemu siapa, Mamik tak pernah mau mengaku. Jika ditanya
dari mana? Jawabnya selalu: ada deh. Bagaimana Midun nggak kesal, ada
deh ada deh melulu, kalau Mama Dedeh sih ada di Indosiar tiap pagi!
Sejak itu Midun berpikir bahwa istrinya sedang punya PIL Tapi jika
diklarifikasi soal itu, malah menantang sumpah pocong ala Ketua DPR
Marzuki Alie. Hati Midun pun agak terhibur, karena itu menunjukkan bahwa
Mamik memang bersih, tidak melakukan seperti yang dituduhkan. Tapi
kenapa pula ngilang-ngilang melulu, macam Neneng dan Nunun yang dikejar
KPK saja.
Dan kemarahan sekaligus kecemburuan Midun mencapai klimaksnya, ketika
dia lagi-lagi tak menemukan istri di rumah. Tanya tetangga diperoleh
jawaban bahwa tadi Mamik pergi ke Darmo Trade Centre (DTC) Wonokromo
bersama seorang lelaki. Wah, darah Midun langsung naik ke ubun-ubun.
“Ini dia, pasti dengan lelaki gendakannya. Kurang ajar….”, maki Midun
sambil bersungut-sungut.
Midun segera menyusul dengan motornya. Tapi bukan ke DTC, melainkan
main cegat saja di Rungkut Menanggal. Sebilah pisau disakunya selalu
dielus-elus dan sebentar-sebentar diperagakan, bagaimana ujungnya yang
tajam ini nanti bakal masuk ke perut pacar Mamik. Asal tahu saja, pisau
ini kata kidalang sudah pernah makan “pendita sanga”, sehingga gendakan
Mamik bakal menjadi korban ke sepuluh.
Tak lama kemudian nguk nguk nguk….. motor (Honda 1969?- Red) yang
diboncengi Mamik muncul. Begitu motor berhenti, langsung saja Midun
memukul lelaki yang ternyata Kasmo, 31, itu dengan kayu hingga helmnya
pecah. Begitu warga Kalijudan Gg X itu jatuh terjengkang, Mamik menjerit
sehingga warga berdatangan. Penduduk merebut pentungan itu. Tapi Mamik
jadi kalap, sehingga pisau senjata pamungkas dikeluarkan. Tulang rusuk
Kasmo ditusuk hingga pingsan. Kini Kasmo masuk rumahsakit, sementatara
Midun ditahan polisi.
Dun, tukar tambah bini sama Tomblok, mau? (HS/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com