SEBAGAI polisi, oknum lagi, pangkat Hermawan, 40, baru Aiptu. Tapi
gara-gara bawa istri orang masuk ke dalam kebun sawit, perilakunya
sungguh jadi aib keluarga. Tapi kenapa Ny. Sinta, 34, mau juga dibawa
lelaki lain? Apa karena profesi polisi lebih menjanjikan daripada sopir
truk?
Di zaman Orde Baru, mendikotomikan (mempertentangkan) TNI – Sipil
dilarang keras. Sebab baik sipil maupun militer punya peran
masing-masing dalam membangun negara. Tapi faktanya dalam masyarakat,
banyak sipil yang bergaya militer, sehingga disebut sipil yang
militeris. Sebaliknya banyak pula militer yang tidak angker, sehingga
disebut militer yang merakyat. Jangan sekali-kali ini disebut: militer
yang sipilis, karena bisa menimbulkan konotasi lain.
Meski sudah bukan hidup di jaman Orde Baru, Sinta pribadi ternyata
masih juga suka mendikotomikan hal semacam itu. Baik mana antara polisi
dan sipil? Tepatnya lagi, keren mana antara polisi bayangkara, dengan
sopir pembawa truk gandeng? Jelas lebih bergengsi polisi. Sebab jika
kariernya bagus bisa jadi Irjen, dan bilamana menjabat Kakorlantas ada
kemungkinan bisa punya rumah mewah begitu banyak macam Djoko Susilo.
Maka ketika dipacari oknum polisi Aiptu Hermawan, Sinta langsung
klepeg-klepeg. Padahal sejatinya, polisi itu juga bukan manusia merdeka,
karena di rumah ada anak istri. Tapi begitulah, secara materi jelas
Hermawan lebih menjanjikan, daripada suaminya, Jumakin, 40, yang
sehari-harinya bawa truk ke luar kota untuk mengantar barang ekspedisi.
Memang, usia suami Sinta juga sama-sama 40 tahun. Tapi jika iklan
odol di TV menyebutkan lelaki 40 tahun punya masalah dengan bau, Jumakin
justru selalu punya masalah dengan keuangan! Gajinya tak cukup untuk
hidup sebulan. Dus karena itu, istri Jumakin menjadi semakin tergoda
untuk menerima cinta dan aspirasi urusan bawah Aiptu Hermawan itu tadi.
Riwayat perkenalan keduanya tak pernah jelas. Yang pasti oknum polisi
yang bertugas Pos Polisi Desa Teluk Panji, Kecamatan Kampung Rakyat,
Kabupaten Labuhanbatu Selatan ini sering jalan bareng dengan Ny. Sinta.
Enak dan asyik memang bagi keduanya, tapi sangat bikin galau bagi istri
Hermawan dan Jumakin selaku suami Sinta. Tapi bagaimana Jumakin mau
protes? Polisi kok dilawan.
Adalah Damiri, 43, kakak kandung Jumakin. Dia sangat prihatin pada
adiknya. Orang istri hanya satu-satunya, kok dirusuhi (diganggu) lelaki
lain. Tapi bagaimana mau membela sang adik? Di samping merasa dirinya
orang kecil, Sinta sendiri nampaknya sudah susah diberi nasihat. “Orang
mau memperbaiki nasib kok nggak boleh,” begitu sindir Sinta pada kakak
iparnya.
Sampailah kemudian pada kejadian beberapa hari lalu. Dia melihat
Sinta dibawa oknum polisi itu masuk ke perkebunan sawit. Damiri dan
sejumlah warga loyalisnya segera menghampiri pasangan yang sedang
dilanda asmara itu. Walaupun polisi, dikerubuti warga lumayan banyak
terdesak juga. Untung warga masih bisa menahan diri, sehingga Aiptu
Hermawan tidak sampai dipukuli, kecuali diarak ramai-ramai menuju ke
Mapolsek Tolan.
Keduanya pun diinterogasi hingga larut malam, untuk menemukan bukti atau pengakuan adanya perselingkuhan. Apa lagi lelakinya adalah rekan seprofesi, di mana ulahnya bisa mencoreng nama bayangkara negara.
Nggak tega juga sih, jeruk harus makan jeruk. (Sindo/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
======================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.