Agaknya yang bernama Amrin itu selalu berkonotasi negative. Bila
Amrin tahun 1960-an kerjanya membolos, Amrin tahun 2011 dari Palembang
ini malah suka menghamili anak orang, tapi tak mau tanggung jawab.
Muharni, 31(bukan nama sebenarnya), misalnya, dia tewas dianiaya Amrin,
36 (bukan nama sebenarnya), gara-gara menuntut dinikahi setelah hamil 7
bulan.
Tahun 1960-an, lagu “Amrin membolos” karya Pak Kasur populer sekali.
Simak sebagian liriknya: Aku punya teman Amrin namanya, anaknya periang
suka tertawa, Pernah ia lupa masuk sekolah, berkeliling kota tidak
mengenal lelah. Amrin membolos, kata Bu Guru, jangan membolos,
menyusahkan ibu… Nah, saking populernya lagu itu, sampai-sampai anggota
DPR sekarang juga ketularan suka membolos niru si Amrin.
Ironisnya, Amrin dari Palembang ini, meski tak mengalami jaman
populernya lagu itu, ketularan sisi negatifnya nama Amrin. Bedanya, ba
Amrin dulu suka membolos, Amrin dari Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang
Ulu, justru suka selingkuh! Bagaimana tidak? Istri dan anak sudah
punya, masih menelateni janda muda yang baru dikenalnya. Padahal si
Muharni ini, bukan cuma dikenal, tapi juga “dikenil” kehormatannya
sekaligus.
Ketika orang sedang kesengsem, memang suka lupa akan resiko daripada
perbuatannya. Tahu bahwa janda Muharni merupakan wanita usia produktif,
dipacarinya hingga di luar batas. Entah berapa kali Amrin – Muharni
berbuat bak layaknya suami istri, tahu-tahu perut sang kekasih
melendung. Padahal di dunia ini tak ada “makan siang” yang gratis.
Amrin lalu dimintai tanggungjawab oleh Muharni, yakni menikah di
depan penghulu. Katanya, dijadikan bini kedua juga nggak soal, yang
penting kelak bayinya lahir dengan ayah yang jelas. Tapi bagi Amrin yang
berekonomi pas-pasan, mana mungkin poligami niru sebagian politisi
Senayan. Masalahnya Amrin tahu persis bahwa orang poligami tak sekedar
butuh kekuatan onderdil, tapi juga materil.
Harapan Muharni untuk jadi istri yang sah, gagalah sudah. Sebab Amrin
menolak dengan alasan tak mungkin menelantarkan anak istrinya. Tapi
sijanda juga tak mau jadi wanita tenggur (meteng nganggur) alias hamil
tanpa suami. Makanya setiap ketemu Amrin selalu menagih dan mendesak
agar segera didaftarkan ke KUA. “Kamu jangan macam politisi, kalau sudah
jadi lupa sama rakyatnya,” begitu kira-kira protes Muharni.
Amrin pun menjadi buas, perempuan yang sedang hamil tersebut dianiaya
hingga babak belur. Dalam kondisi klenger Muharni dibawa ke RS
terdekat. Ternyata di sini biayanya sangat mahal, sehingga kemudian
kekasihnya dimasukkan ke RSUD BARI. Itupun Amrin tak punya uang,
sehingga hanya memberikan uang muka Rp 150.000,- ditambah HP sebagai
jaminan. Habis menyerahkan Muharni, Amrin pun kabur.
Yang menyedihkan, begitu lelaki pecundang itu pergi, Muharni
meninggal. Melihat luka-luka biru lebam di sebagian tubuh korban, polisi
pun dilapori. Hari berikutnya setelah pemakaman, Amrin berhasil
ditangkap. Tapi dia masih juga berkelit bahwa kalau dirinya bukan
pembunuh. “Kalau saya pembunuhnya, buat apa repot-repot saya bawa ke
rumahsakit segala?” begitu dia menangkis.
Untuk berkelit boleh-boleh saja, tapi Amrin tetap nggak boleh pulang. (JPNN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
======================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.