lazada

Kamis, 03 Oktober 2013

Persalinan Rekayasa Demi si Upik

nah-sub
KASIHAN benar Ny. Partini, 34, dari Brebes ini. Sepuluh tahun berumahtangga tak punya anak, suami selalu menyalahkannya. Daripada dicerai, bayi orangpun dicolong dan kemudian diproklamirkan sebagai bayi sendiri. Tapi baru saja slametan kelahiran bayi, Ny. Partini tak berkutik ditangkap polisi.

Anak adalah dambaan setiap keluarga. Namun ketika anak tak kunjung lahir dalam perkawinan, banyak suami yang menyalahkan istri sebagai gabuk atau mandul. Padahal belum tentu. Bisa juga si lelaki yang pistol gombyoknya tak berfungsi, atau sel telur (ovum) istri tak pernah sinkron dengan bibit unggul sang suami, sehingga pembuahan tak terjadi. Sel telur sudah siap, spermatozoa belum datang. Sebaliknya, spermatozoa susah siap membuahi, eh….sel telur belum tiba karena terjebak macet!

Sepertinya ini yang jadi problem rumahtangga Partini – Murdian, 40, warga Dukuh Kedawon Desa Rengas Pendawa  Kecamatan Larangan Brebes. Secara pisik baik suami maupun istri normal-normal saja. Tapi entah kenapa, berumahtangga sudah dua pelita, tapi perut istri masih rata macam jalan tol. Demikan Murdian mendambakan anak, berulangkali dia memberikan “deadline”. Katanya, “Kalau kamu tak juga punya anak, apa boleh buat tak cerai kamu.”

Istri cap apapun, jika bukan perempuan mandiri pasti panik dengan ancaman suami. Jika tak bergantung pada suami, bagaimana harus menghidupi dirinya. Ya kalau orangtua masih ada, jika mereka sudah tinggal di Pusara Permai, apa mau nyusul ke sana juga? Inilah problem yang melilit Partini sebagai istri. Akhirnya dia hanya bisa mengadu pada sang kholik, kenapa berumahtangga sudah satu dekade, hasilnya kok cuma kringeten thok?

Allah selalu mendengar doa orang yang teraniaya. Sekitar 8 bulan lalu ada kabar gembira, karena Partini tidak lagi kedatangan tamu rutinnya, alias positip hamil. Dicek ke bidan juga dinyatakan begitu. Sudah barang tentu Partini sangat bergembira, karena ancaman suami bahwa posisinya sebagai ibu rumahtangga akan dikocok ulang, tak perlu terjadi. Maka untuk memperkuat kondisi bayi, sebagai suami Murdian terus nyepuh dan nyepuh (baca: menggauli) istrinya.

Tapi rupanya Allah berkehendak lain. Entah kena goncangan hebat atau kenapa, tiba-tiba terjadi keguguran saat kandungan itu berusia 4 bulan. Kembali ancaman suami membayang. Tapi Partini berusaha lari dari kenyataan. Peristiwa miskram itu tak juga diwartakan pada suami. Justru diam-diam dia merekayasa perutnya. Seiring dengan usia kehamilan, setiap minggu Partini selalu nyubal (mengganjal) perutnya dengan ukuran bertambah gede. Sejak itu pula Murdian sebagai suami dilarang keras nyepuh lagi, dengan alasan bisa mengancam kondisi janin.

Sebagai suami yang sayang istri, tentu saja Murdian menurut meski harus “berpuasa” sekian lama. Sampai kemudian istrinya pergi dari rumah beberapa hari, dan ketika kembali lagi sudah membawa bayi umur dua hari. Katanya, Partini sudah bersalin lewat dukun paraji di kampung. Wah, bayi itu sungguh cantik dan mungi, lalu diberi nama Arum. Murdian sebentar-sebentar menimangnya. “Mbesuk gede dadi wanita utama,” kata Murdian saat ngudang (menimang) si upik.

Seperti tradisi Jawa umumnya, ketika sudah berumur seminggu diselenggarakan slametan pupak puser. Di situlah “diproklamirkan” bahwa pasangan Murdian – Partini sudah dikaruniai anak dan diberi nama Arum. Tapi sungguh tak dinyana, seminggu kemudian polisi datang untuk menangkap Ny. Partini atas tuduhan pencurian bayi. Tentu saja Murdian tidak terima, apa buktinya?

Tapi ketika dites secara medis lewat tenaga bidan, memang tidak ditemukan tanda-tanda persalinan dari tubuh Partini. Ternyata, bayi tersebut milik Sri Hartati, 35, warga Dukuh Liwung Desa Danasari Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Bayi tersebut dicolong dari rumahsakit RSUD DR Soeselo Slawi (Tegal) pada 29 Januari 2013. Sementara bayi selaku barang bukti diserahkan kepada sang ibu, Ny. Partini menjalani pemeriksaan di Polres Tegal. Dalam pemeriksaan Partini mengaku terpaksa nyolong bayi karena takut dicerai Murdian gara-gara tak punya anak.

Jangan-jangan “mur”-nya Murdian yang ngadat tuh. (TB.Com/Gunarso TS)

Source : POSKOTAnews.com

====================== 
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    
 
Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MUHAMAD IPANGO  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367

  Kunjungi kami di :
TOKO SEHAT ONLINE
  

=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun?  Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik Disini, Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada. 
Selamat Berpromosi