
NURDIN, 33, sebetulnya lelaki yang cinta damai. Tapi ketika bininya menolak damai dalam kemelut rumah tangga, bahkan mengata-ngatai, kalaplah lelaki penganggur ini. Dengan pisau yang disiapkan dari rumah, Rosida, 29, ditusuknya berkali-kali hingga akhirnya damai di makam.
Ekonomi yang sehat tak menjamin rumahtangga bahagia. Tapi ekonomi
yang nyenen kemis juga punya potensi rumahtangga tak bahagia. Sebab
dalam kehidupan suami istri, meski cinta setengah mati sekalipun, perut
dan yang di bawah perut harus sama-sama dipenuhi dan difasilitasi. Orang
Jawa bilang: urusan bonggol dan benggol harur berbanding lurus.
Di Sumatera Barat sekalipun juga sama, kebutuhan materil dan onderdil
harus pula seimbang, sehingga rumahtangga berjalan ranca bana (baik
sekali). Nurdin yang pekerja serabutan jika tak mau disebut penganggur,
jelas tak bisa memenuhi harapan semacam itu. Dia tak bisa memberi
jaminan yang layak pada anak dan istrinya, tapi soal bikin anak maunya
jalan terus.
Rosida yang tak betah selalu hidup dalam kekurangan, akhirnya nekad
meninggalkan Nurdin dan kembali ke rumah orangtuanya. Kedua anaknya
dibawa sekalian. Dia sudah merasa tak bahagia lagi hidup bersama Nurdin.
Habisnya setiap hari ribut melulu hanya soal belanja rumahtangga.
Anggaran selalu devisit, tapi Nurdin tak mampu menambah lewat Anggaran
Perubahan.
Awalnya Nurdin tenang-tenang saja ditinggal kabur istri. Malah
beruntung, bisa menghemat anggaran sehari-hari. Biasanya harus memberi
makan sekaluarga, kini hanya untuk makan diri sendiri. Maka meski sudah
seminggu lebih ditinggalkan Rosida, dia tak berniat untuk menyusulnya.
“Memangnya ambo (saya) takut dengan embargomu?” tantang Nurdin penuh
jumawa.
Tapi berjalan sebulan, Nurdin merasa benar-benar kesepian. Dia kangen
anak-anak, tapi juga kangen ibunya. Mau menyusul ibunya, dia takut
dimarahi mertua, dituduh jadi sumando lapik buruk (mantu jelek).
Maklumlah, sejak istri kembali ke rumah orang tua, di rumah dia tidur
sendirian. Miring sana miring sini hanya ketemu bantal tanpa makna.
Untuk menemui istrinya, dicarinyalah jalan lain, mencegat saat dia
hendak keluar rumah. Dan itulah yang terjadi. Saat dia ketemu istrinya
di depan gudang pabrik PT Raj Dular Brother, simpang tiga Rambutan,
depan Kompleks Perumahan Koronggadang Damai, Kelurahan Balaibaru,
Kecamatan Kuranji; Nurdin merayu-rayu istrinya untuk segera pulang,
menata keluarganya kembali. Namanya reformasi rumahtangga.
Tapi ternyata Rosida malah memaki-maki dirinya, sebagai lelaki tak
tanggungjawab. “Aku tak sudi kembali padamu, aku nanti mau kawin dengan
lelaki lain saja,” kata Rosida dengan berapi-api. Mendengar makian
istrinya, Nurdin jadi kalap. Pisau yang dibawanya dari rumah langsung
dipakai menusuk istrinya, juss…..sampai berkali-kali, sehingga roboh dan
tewas di tempat.
Nurdin sempat melarikan diri. Tapi setelah ingat orangtuanya yang
bakal diganggu polisi terus, akhirnya malam harinya dia menyerahkan diri
ke Mapolsek Kuranji. Polisi pun memberi tahu bahwa Rosida sudah “damai”
di permakaman akibat ulahnya. Akibat ulahnya yang sembrono tersebut,
kini Nurdin sedang diadili di PN Padang. Polisi menjaganya dengan ketat,
karena keluarga Rosida terus mengancam untuk menghabisinya.
Jika tadinya tak bawa pisau, nggak begitu kejadiannya. (JPNN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
======================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.