lazada

Minggu, 07 Juli 2013

Istri Tolak Berdamai, Akhirnya Damai di Makam

nah-sub
NURDIN, 33, sebetulnya lelaki yang cinta damai. Tapi ketika bininya menolak damai dalam kemelut rumah tangga, bahkan mengata-ngatai, kalaplah lelaki penganggur ini.  Dengan pisau yang disiapkan dari rumah, Rosida, 29, ditusuknya berkali-kali hingga akhirnya damai di makam.

Ekonomi yang sehat tak menjamin rumahtangga bahagia. Tapi ekonomi yang nyenen kemis juga punya potensi rumahtangga tak bahagia. Sebab dalam kehidupan suami istri, meski cinta setengah mati sekalipun, perut dan yang di bawah perut harus sama-sama dipenuhi dan difasilitasi. Orang Jawa bilang: urusan bonggol dan benggol harur berbanding lurus.

Di Sumatera Barat sekalipun juga sama, kebutuhan materil dan onderdil harus pula seimbang, sehingga rumahtangga berjalan ranca bana (baik sekali). Nurdin yang pekerja serabutan jika tak mau disebut penganggur, jelas tak bisa memenuhi harapan semacam itu. Dia tak bisa memberi jaminan yang layak pada anak dan istrinya, tapi soal bikin anak maunya jalan terus.

Rosida yang tak betah selalu hidup dalam kekurangan, akhirnya nekad meninggalkan Nurdin dan kembali ke rumah orangtuanya. Kedua anaknya dibawa sekalian. Dia sudah merasa tak bahagia lagi hidup bersama Nurdin. Habisnya setiap hari ribut melulu hanya soal belanja rumahtangga. Anggaran selalu devisit, tapi Nurdin tak mampu menambah lewat Anggaran Perubahan.

Awalnya Nurdin tenang-tenang saja ditinggal kabur istri. Malah beruntung, bisa menghemat anggaran sehari-hari. Biasanya harus memberi makan sekaluarga, kini hanya untuk makan diri sendiri. Maka meski sudah seminggu lebih ditinggalkan Rosida, dia tak berniat untuk menyusulnya. “Memangnya ambo (saya) takut dengan embargomu?” tantang Nurdin penuh jumawa.

Tapi berjalan sebulan, Nurdin merasa benar-benar kesepian. Dia kangen anak-anak, tapi juga kangen ibunya. Mau menyusul ibunya, dia takut dimarahi mertua, dituduh jadi sumando lapik buruk (mantu jelek). Maklumlah, sejak istri kembali ke rumah orang tua, di rumah dia tidur sendirian. Miring sana miring sini hanya ketemu bantal tanpa makna.

Untuk menemui istrinya, dicarinyalah jalan lain, mencegat saat dia hendak keluar rumah. Dan itulah yang terjadi. Saat dia ketemu istrinya di depan gudang pabrik PT Raj Dular Brother, simpang tiga Rambutan, depan Kompleks Perumahan Koronggadang Damai, Kelurahan Balaibaru, Kecamatan Kuranji; Nurdin merayu-rayu istrinya untuk segera pulang, menata keluarganya kembali. Namanya reformasi rumahtangga.

Tapi ternyata Rosida malah memaki-maki dirinya, sebagai lelaki tak tanggungjawab. “Aku tak sudi kembali padamu, aku nanti mau kawin dengan lelaki lain saja,” kata Rosida dengan berapi-api. Mendengar makian istrinya, Nurdin jadi kalap. Pisau yang dibawanya dari rumah langsung dipakai menusuk istrinya, juss…..sampai berkali-kali, sehingga roboh dan tewas di tempat.

Nurdin sempat melarikan diri. Tapi setelah ingat orangtuanya yang bakal diganggu polisi terus, akhirnya malam harinya dia menyerahkan diri ke Mapolsek Kuranji. Polisi pun memberi tahu bahwa Rosida sudah “damai” di permakaman akibat ulahnya. Akibat ulahnya yang sembrono tersebut, kini Nurdin sedang diadili di PN Padang. Polisi menjaganya dengan ketat, karena keluarga Rosida terus mengancam untuk menghabisinya.

Jika tadinya tak bawa pisau, nggak begitu kejadiannya. (JPNN/Gunarso TS)

Source : POSKOTAnews.com

====================== 
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    
 
Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MUHAMAD IPANGO  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367

  Kunjungi kami di :
TOKO SEHAT ONLINE
  

=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun?  Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik Disini, Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada. 
Selamat Berpromosi