
JUDUL ini bukan meniru Sutan Bathugana saat menyindir PKS, tapi benar-benar dialami oleh Ny. Hayati, 33, dari Bireun Aceh. Kesepian ditinggal suami jadi TKI, dia selingkuh dengan lelaki lain. Saat jadi anak, eh…..malah dibuang. Untung saja si orok segera diselamatkan warga.
Minggu lalu politisi Demokrat menyindir PKS sebagai “mau enaknya,
ogah anaknya”. Ini kaitannya dengan sikap PKS yang disenting opinion
dalam rapat setgab koalisi mengenai kenaikan harga BBM. Demokrat,
Golkar, PKB, PAN dan PPP setuju harga BBM dinaikkan. Tapi PKS yang ngaku
anggota koalisi, ternyata di luar obral spanduk menolak kenaikan harga
BBM. Gara-gara sikapnya yang mencla-mencle tersebut, Sutan Bathugana
sampai menyindir bahwa PKS hanya seneng menikmati fasilitas sebagai
anggota setgab, tapi giliran ada pahitnya tidak mau jalan seiring.
Ny. Hayati bukan politisi, apa lagi anggota Setgab Koalisi. Kalau ada
koalisi, dia justru dengan Samin, 40, tetangga sendiri di Desa
Karangrejo Kecamatan Kuala Kabupaten Bereun. Maklum sudah setahun lebih
jauh dari suami, sehingga ketika dia “kedinginan” di malam hari,
langsung saja berkoalisi dengan Samin yang disusul dengan “eksekusi”.
Padahal eksekusinya tidak hanya sekali dua kali, melainkan acapkali.
Berumahtangga 10 tahun lamanya, 4 anak lahir sebagai hasil kerjasama
nirlaba. Tambah anak tapi rejeki tidak otomatis bertambah, sehingga
naraca anggaran tak pernah berimbang antara pemasukan dan pengeluaran.
Akibat defisit anggaran tersebut, suami Hayati terpaksa mendaftar jadi
TKI ke Malaysia. Sejak itu ekonomi mulai membaik, setiap bulan dia bisa
mengirimkan ringgit-ringgit Malaysia dan anak istri di rumah tak lagi
kekurangan dalam urusan perut.
Urusan perut sudah bisa diatasi, tapi yang di bawah perut? Ini yang
bikin pusing Ny. Hayati sebagai istri. Dalam kondisi normal atau suami
masih ada di rumah, dia secara rutin dapat pasokan nafkah batin secara
rutin yang selalu surplus. Artinya, tanpa meminta pun suami selalu
memasoknya dan Hayati menikmati sambil merem melek.
Tapi sejak suami jadi TKI, Hayati praktis kehilangan kegiatan yang
paling signifikan dalam rumahtangga. Kemudian ada lelaki tetangga yang
sangat pandai membaca gejolak jiwa wanita beranak empat itu. Mengingat
Hayati termasuk perempuan yang cukup cantik, dengan suka rela Samin
menjadi aktivis tanggap darurat syahwat. “Anggap saja ini bantuan
langsung sementara yang bisa bikin kelenger.” Begitu kata si Samin.
Singkat cerita Samin telah bisa mengisi hari-hari sepi Hayati. Tapi
yaitu tadi, karena hanya memikirkan enaknya, dia lupa pada anaknya yang
bisa saja muncul akibat hubungan terlarang itu. Dan itulah yang terjadi.
Setelah diketahui Hayati hamil, Samin menghilang entah ke mana. Mau
mencarinya jelas Hayati tidak berani, karena itu sama saja membuka aib
sendiri.
Tanpa terasa 9 bulan telah lewat, sehingga janin yang ada dalam
kandungan itu lahir. Malu bagaimana harus mempertanggungjawabkan pada
suaminya kelak, bayi merah itu enak saja dibuang di meunasah Dusun I
Karang Rejo, Desa Bandar Bireuen. Untung sejumlah warga berhasil
menyelamatkan. Ketika polisi dilapori, dengan cepat bisa menangkap
Hayati sebagai pelakunya.
Anak main buang saja, memangnya itu limbah asmara? (JPNN/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
======================
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE
=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun? Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik , Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada.