lazada

Sabtu, 31 Agustus 2013

Bini Dua Berantem Melulu

APA enaknya punya bini dua, jika para istri akhirnya berantem melulu? Inilah lakon yang dialami Pedro, 35 (bukan nama sebenarnya), warga Surabaya. Istri resmi dan istri sirinya selalu berkelahi, sehingga akhirnya istri perdana, Aida, 22 (bukan nama sebenarnya), mati dibenturkan tembok oleh madunya, Ninin, 20 (bukan nama sebenarnya).

Banyak memang lelaki yang mengibaratkan istri ini tak lebih dari ban mobil. Maksudnya, mobil saja punya ban serep, kenapa orang tidak? Dengan ban serep kan menjadi lebih aman bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Jika istri mati misalnya, istri kedua kan bisa ditingkatkan menjadi ban utama. Kalau kurang, bisa cari ban serep yang lain lagi. Apa lagi juragan ayam bakar wong Solo, Puspo Wardoyo pernah bilang: banyak istri banyak rejeki.

Pedro warga Jalan Bratang Binangun, Surabaya, agaknya termasuk lelaki yang doyan perempuan. Bini satu saja tidak pernah habis dimakan rayap, ketika melihat barang lebih muda dan mulus, pengin lagi. Akhirnya, meski sudah punya istri Aida yang guru tari, dia masih juga nambah bini baru, Ninin, meski statusnya hanya nikah siri.

Secara hukum, istri lewat jalur KUA memang lebih kuat. Karena dia punya hak waris, sedangkan istri siri yang lewat jalur kiai tak memiliki. Tapi ditinjau perempuan sebagai “kendaraan”, keduanya sah dan halal untuk ditumpaki kapan saja dan di mana saja macam Coca Cola. Tapi meski posisi lemah, karena saking cintanya pada Pedro, Ninin mau saja diberi status yang hanya diakui bukan disamakan tersebut.

Dengan posisi sebagai poligamiwan, kini Pedro sudah memiliki masing-masing satu anak dari setiap istrinya. Bagaimana cara membagi waktu kepada kedua bini? Simpel sajalah, Senin hingga Rabu di rumah Aida, Kamis hingga Sabtu di rumah Ninin. Lalu bagaimana dengan hari Minggu? “Ya doking dong, masak kapal berlayar terus tanpa henti. Capek “jangkar”-nya ……..,” bela Pedro setiap ditanya teman-teman.

Tapi seperti banyak terjadi pada kasus poligami, suami tak mungkin bisa berbuat seadil-adilnya pada istri. Soal kunjungan nginep saja, misalnya. Dulu Pedro bisa mambagi sama waktu piketnya, tapi sekarang tidak lagi. Ini terasa benar sejak Aida melahirkan anak. Belakangan Pedro lebih banyak tinggal di istri keduanya. Maklumlah, kendaraan pertama kan baru turun mesin, jadi nggak bisa dibawa nanjak.

Kalau sekedar tidur bareng saja, Aida masih bisa memaklumi. Tapi saat masalah keuangan  juga lebih banyak dialokasikan pada Ninin,  dia protes pada Pedro selaku Banggar dalam rumahtangga. Tapi jawab suami: adil itu tak harus sama besar atau sama kecil, tapi disesuaikan dengan kebutuhan. Maka kesimpulan Aida kemudian, berarti Ninin memang pemboros, kerjanya merongrong suami.

Sejak itu keduanya menjadi sering ribut bin cakar-cakaran. Klimaksnya terjadi beberapa hari lalu. Karena beberapa hari suami tak pulang Aida segera menyusul ke rumah Ninin. Ternyata Pedro tak di sana. Persoalan tak selesai di situ. Mereka melanjutkan permusuhan lama. Keduanya pun terlibat baku mulut, dan kemudian baku hantam dan cakar-cakaran.

Ninin yang lebih muda, berhasil membanting Aida yang baru 2 bulan lalu bersalin. Tak puas dengan itu, kemudian sang madu tersebut dijedotin ke tembok hingga klenger. Buru-buru Ninin yang panik mencari suaminya. Saat dibawa ke RSUD Dr Sutomo masih ada napasnya, tapi sampai di sana meninggal. Ninin pun jadi urusan polisi.

Ini kan gara-gara Pedro yang ora urus. (DS/Gunarso TS)



Source : POSKOTAnews.com

====================== 
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    
 
Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MUHAMAD IPANGO  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367

  Kunjungi kami di :
TOKO SEHAT ONLINE
  

=====
Anda Punya Usaha, Butuh Pekerjaan, atau Ingin Mempromosikan Usaha Apapun?  Bergabunglah dengan Media Promosi yang ada. Berikut klik Disini, Daftar Media yang dapat anda gunakan. Klik setiap link yang ada. 
Selamat Berpromosi