ASYIK juga nih, pejabat kantor Tenaga Kerja, digerebek warga sedang
unjuk “tenaga kuda” bersama janda. Menurut adat di daerah Jambi,
pasangan Hasan (bukan nama sebenarnya) – Linda (bukan nama sebenarnya)
ini harus dihukum “cuci kampung”. Karena dana belum siap, terpaksa mobil
dinas Nafsan, 40 (bukan nama sebenarnya), disita warga sebagai jaminan.
Nggak di pusat, nggak di daerah, ternyata sama saja. Di Jakarta,
Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi jadi sorotan pers karena
pejabatnya terbelit kasus korupsi. Di daerah Jambi, oknum pejabat Kantor
Tenaga Kerja Muara Jambi jadi urusan warga karena terbelit kasus
asmara. Hanya demi urusan selangkangan, Nafsan bawa-bawa mobil plat
merah ke rumah janda idaman hati. Akibatnya, saat keduanya bergulat
antara hidup dan mati, tahu-tahu digerebek warga. Jadi panjang deh
urusannya.
Nafsan yang jadi pejabat di Pemkab Muarojambi ini, ditilik dari
usianya pasti sudah punya keluarga di rumah. Tapi dalam urusan wanita,
lelaki memang tak ada puasnya. Kalau bisa, meski di rumah sudah punya,
masih juga pengin yang lain. Bagi yang punya iman dan kemampuan (harta),
solusinya adalah dengan poligami. Tapi bagi yang cekak di iman dan
dimodal, “ngeteng” pun dilakoni. Prinsipnya, meski di rumah piara
kambing, masa di luaran nggak boleh makan “sate” bumbu kecap?
Ini pula yang dilakoni Nafsan, yang nafsunya memang nggak ketahan. Di
sela-sela kesibukan kerja sebagai pejabat di Kantor Tenaga Kerja dan
Sosial, dia sempat terlibat asmara dengan janda muda bernama Linda, 21
(bukan nama sebenarnya). Sebenarnya, “kambing” di rumah juga sudah
lumayan cakep. Tapi “sate” yang satu ini jauh lebih muda. Bila
dipanggang dengan apinya asmara, pasti kenyosss-kenyossss atau
maknyussss sebagaimana kata Bondan Winarno. Rasanya pasti nendang
banget.
Demikianlah, keduanya pun lalu pacaran. Tahu akan status Naafsan,
Linda tak berharap banyak. Maksudnya, tak dinikah nggak apa-apa. Yang
penting ada pasokan onderdil pasti ada jaminan materil. Maka di
hari-hari tertentu, dengan mobil dinas yang disamarkan jadi plat hitam,
Nafsan merapat ke rumah Linda. Ibarat bengkel mobil, meski tengah malam
kemudian oknum pejabat Tenaga Kerja itu lalu sporing balansing, terakhir
amplas platina!
Lama-lama warga jadi curiga. Jika sekedar tamu, kok datangnya tengah
malam melulu. Yang menarik, pakai mobil jip tapi kok platnya nampak
tebal banget. Setelah dicermati, ooo……ternyata dipasang dobel. Yang
dalam plat merah, yang luar plat hitam. Dari data-data yang tidak beres
tersebut, warga sekaligus tetangga Linda menduga bahwa kedatangan Nafsan
pasti dengan maksud tidak beres. Sebagai lelaki ke rumah janda tengah
malam, apa lagi kalau bukan untuk begituan?
Belum lama ini, aksi warga pun diwujudkan. Begitu Nafsan datang
dengan mobilnya, warga mulai stelling (bersiap). Sepuluh menit kemudian
penggerebekan dilakukan. Betulkan? Linda – Nafsan ketangkap basah sedang
“kimpoi-kimpoi”-an. Keduanya pun lalu dibawa ke Balai Warga. Dalam
pemeriksaan, Nafsan mengaku mengantar orangtua Linda. Tapi kok berada di
kamar berdua-dua?
Warga tak bisa lagi dibohongi, sehingga keduanya harus menerima hukum
adat untuk “cuci kampung” alias mengeluarkan sejumlah dana untuk
perbaikan kampung. Karena dananya belum siap, Nafsan minta tempo. Warga
bisa menerima, tapi sebagai jaminan, mobil dinas itu harus ditahan dulu
sampai dana itu diberikan secara penuh. Daripada jadi urusan polisi,
terpaksa Nafsan menyerahkan kunci kontaknya.
Nah, sekarang buruan pulang, naik ojek! (IZ/Gunarso TS)
Source : POSKOTAnews.com
======================
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
TOKO SEHAT ONLINE